Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiow Pu Chi, Papa

20 April 2020   06:00 Diperbarui: 20 April 2020   06:10 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maaf?" ulang Opa Hilarius, tertawa getir.

"Kaupikir maaf dapat membereskan segalanya?"

Ayah Calvin tertunduk. Jiwanya dirajam penyesalan. Sesal ini seakan tak ada ujungnya.

"Maafkan aku, Pa. Maafkan aku."

Nafas Opa Hilarius cepat dan pendek-pendek. Ia melangkah berat memutari lobi. Berusaha mengatur emosi yang berlomba ingin diledakkan. Desakan memarahi menantunya seperti granat yang siap meledak kapan saja.

"Kau mencemari pernikahanmu sendiri! Jangan minta maaf padaku! Minta maaflah pada Tuhan, istri dan putrimu!"

"Aku akan segera minta maaf pada mereka, Pa."

Janji Ayah Calvin disahuti dengusan sinis. Opa Hilarius terlanjur skeptis. Reaksi negatif yang ditampakkan sang ayah sukses membikin hati pria Desember itu teriris.

"Tujuh tahun kautelantarkan Manda dan Silvi. Puluhan cinta Manda tolak demi menunggumu. Hampir tiap hari Silvi menanyakan Ayahnya." Opa Hilarius melanjutkan, nada suaranya turun dua oktaf.

"Aku mau saja berpura-pura jadi ayah Silvi. Tapi, aku sudah terlalu tua. Silvi bisa curiga. Tak ingin kusakiti perasaan cucuku semata wayang."

Ombak penyesalan mengobrak-abrik hati Ayah Calvin. Meninggalkan istri dan anak selama tujuh tahun, sungguh dosa besar. Berjibaku mengurusi anggota keluarga yang sakit membuat skala prioritas Ayah Calvin luruh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun