Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pu Thien Chon, Hari Tambal Langit

1 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 1 Maret 2024   10:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewi Nuwa (sumber gambar: etindobesia.com)


Kemarin 29 Februari 2024, hampir merata di seluruh wilayah Indonesia turun hujan. Bahkan di beberapa ruas jalan di Jakarta sudah muncul genangan air.

Hujan turun dari pagi dan terus berlangsung sepanjang hari. Menurut penanggalan Tiongkok kuno yang saat itu masih banyak penduduknya yang bertani, sehingga sangat tergantung pada alam. Hari ke 20 setelah Imlek dikenal sebagai Pu Thien Chon, Tian Chuan Ri, atau hari Tambal Langit.

Berdasar legenda, para petani berkeluh kesah karena hujan turun hampir tanpa henti. Ternyata langit sedang terjadi kebocoran.

Untung Dewi Nuwa segera terbang untuk menambal langit yang bocor. Dengan menggunakan batu lima warna, sehingga hujan berhenti dan umat manusia terhindar dari banjir.

Peristiwa ini dirayakan oleh para petani dengan harapan pertanian akan bertambah baik dan manusia dapat hidup sehat dan bahagia.

Pada era dinasti Sung, perayaan ini agak meredup. Namun terkenal kembali pada era dinasti Ming dan Qing.

Perayaan Hari Tambal Langit ini kebanyakan masih dirayakan di kalangan suku Hakka. Sekarang banyak berdomisili di Taiwan dan Singkawang, Kalimantan Barat.

Kue keranjang (dokpri)
Kue keranjang (dokpri)

Saat merayakan, mereka membuat kue lima warna dari bahan ketan yang lengket, sebagai simbol batu lima warna.

Salah satu kue yang digoreng adalah kue keranjang. Yang hampir selalu ada saat perayaan Imlek. Setelah digoreng, lalu kue ini ditempelkan di atap rumah, atau menusukkan jarum pada kue keranjang yang telah digoreng, sebagai simbol

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun