Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menatap Langit

4 Maret 2024   11:26 Diperbarui: 4 Maret 2024   11:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menatap langit dari jendela rumah,
Seperti memandang kanvas luas yang tak terhingga.
Langit biru yang memancarkan keindahan,
Menyinari bumi dengan sinarnya yang damai.

Awal pagi, langit terbentang dalam warna pastel,
Saat matahari muncul perlahan dari balik cakrawala.
Langit berubah menjadi lautan warna yang memesona,
Menyambut harapan baru dalam setiap detiknya.

Siang menjelang, awan-awan berarak perlahan,
Seperti balet langit yang menari dengan gemulai.
Langit biru terlihat begitu jernih dan menyegarkan,
Mengundang jiwa untuk terbang tinggi di alam mimpi.

Saat senja tiba, langit menyulam kisah romantis,
Dengan warna-warna oranye, merah, dan ungu yang memukau.
Matahari meredup perlahan, meninggalkan siluet indah,
Memberi sentuhan magis pada akhir hari yang tenang.

Malam menjelang, langit bermandikan ribuan bintang,
Seperti permata yang berserakan di hamparan hitamnya.
Bulan bersinar terang, menyinari bumi dengan lembut,
Menyulap malam menjadi masa yang penuh dengan misteri.

Dari jendela rumah, menatap langit adalah sebuah perjalanan,
Melintasi waktu dan ruang dalam khayalan yang tak terbatas.
Langit mengajarkan tentang kebesaran alam semesta,
Dan betapa kecilnya kita di hadapannya yang begitu luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun