Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiow Pu Chi, Papa

20 April 2020   06:00 Diperbarui: 20 April 2020   06:10 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah Calvin tak mudah akrab dengan orang lain. Namun, ia cepat akrab dengan Ryan. Dari obrolan singkat mereka, dia tahu kalau teman barunya ini dulu menekuni bisnis perkapalan. Pada akhirnya dia banting setir ke jalur bisnis lain.

Perbincangan ringan itu membawa mereka sampai ke halaman rumah Bunda Manda. Terlihat Silvi duduk di kursi teras. Perban di kaki kirinya belum dilepas. Terpandang olehnya nanah bercampur darah membasahi perban. Silvi belum bisa berjalan normal. Maka dia hanya bisa melambai pada Ayahnya.

"Sayangku..." Ayah Calvin menggendong Silvi. Menciumi keningnya.

"Ayah katanya mau masak nasi goreng." Silvi merajuk manja. Di belakang mereka, Ryan tersenyum kecil.

"Iya, Sayang. Ayah ganti perban Silvi dulu ya."

Makin besar kepercayaan Ryan. Kelembutan Ayah Calvin, sorot matanya yang penuh kesedihan, dan caranya memperlakukan Silvi dengan penuh kasih sayang telah menjadi b

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun