Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peluk Aku untuk Terakhir Kali

22 Agustus 2017   06:16 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:27 4396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Enam anak muda berbakat itu mampu menyeimbangkan diri antara kegiatan akademis dan non akademis. Buktinya, ranking paralel mereka selalu bersaing ketat. Biasanya berurutan dari ranking satu sampai enam. Dimulai dari Calvin, sang leader. Kenyataannya, IQ Calvin paling tinggi di antara teman-teman seangkatannya. Disusul Calisa menempati peringkat kedua. Lalu berturut-turut posisi berikutnya ditempati Nada, Hassan, Anastasia, dan Audrey. Otak cerdas, wajah rupawan, cukup secara materi, dan berbakat. Perfect, masa depan cerah tergenggam di tangan mereka. Disayangi semua guru dan kepala sekolah, diidolakan murid-murid lainnya.

Pagi ini, mereka kembali berkumpul di ruang latihan. Dua hari lagi mereka show. Undangan mengisi acara malam grand final pemilihan duta bahasa. Tidak ikut pelajaran di kelas? Bukan masalah. Sebagai pengurus OSIS dan anggota grup musik yang lagi hits, mudah bagi mereka untuk mendapatkan dispensasi. Anak-anak lain boleh iri.

"Hmm...capek. Break bentar dong. Kita cover lagu dulu." kata Audrey. Sudah satu setengah jam mereka latihan.

"Payah kamu, Drey. Masa baru satu setengah jam udah minta break? Kalah sama leader kita." Hassan tersenyum nakal, menginjak kaki Audrey dengan sengaja. Namanya memang bagus, indah dan islami. Nama depannya seperti cucu Nabi Muhammad SAW. Namun sifatnya sungguh bertolak belakang. Kontras dengan Nada yang anggun dan halus gaya bicaranya.

"Break sebentar kan nggak apa-apa. Lagian kita belum full team. Si Calisa sama Anastasia belum datang." Audrey membela diri.

"Iya, Audrey benar. Kita break dulu. Sambil nunggu Calisa dan Anastasia." Calvin menengahi. Dibukanya buku partitur.

"Mau cover lagu apa, Drey?"

"GAC aja, yang judulnya Galih dan Ratna. Itu tuh...soundtrack filmnya 'Galih dan Ratna' versi baru. Udah nonton filmnya kan?"

"Yups. Aku nonton film itu sama Calisa minggu kemarin."

"Cieee...ketahuan ya. Minggu kemarin jalan bareng Calisa lagi. Calvin alvin...cinta ya cinta aja. Nggak usah pura-pura sahabatan."

Lagi-lagi Hassan berulah. Calvin stay cool. Nada yang sejak tadi menjadi pendengar setia hanya melempar pandang penuh rasa bersalah ke arahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun