Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

PROLOG

Rumah dengan cat berwarna putih. Pekarangan yang cukup luas untuk bermain dengan pagar kayu berwarna senada yang menjadi pembatas dengan dunia luar. Bunga clematis berwarna ungu tua yang sedang bermekaran merambat si sela-sela pagar. Daun yang berjatuhan dari pohon alpukat besar yang berdiri dengan gagahnya berserakan di pekarangan itu. Sebuah ayunan yang terbuat dari papan kecil dan tambang menjuntai dari salah satu cabang pohon besar itu.

Terlihat seorang anak kecil sedang bermain di ayunan tersebut, sambil memegang segenggam bunga dandelion. Ia hanya menggenggamnya, dan menatapnya. Sesekali, ujung jarinya menyentuh permukaan rapuh dandelion tersebut. Ia memutar bunga tersebut dengan perlahan. Memastikan bahwa belum ada bagian bunganya yang berhamburan.

                Tiba-tiba, angin pun bertiup. Anak kecil itu bingung bagaimana caranya ia bisa melindungi bunga nya ini agar tidak lenyap. Semakin bingung ia, semakin gusar. Dan itu membuat dandelionnya lenyap dengan lebih cepat. Bagian-bagian kecil bunga itu terbang mengikuti angin yang membebaskannya.

                Pekarangan itu terlihat indah dengan seorang anak kecil yang masih merah pipinya berdiri di tengah hujan dandelion itu. Namun anak kecil itu tidak merasa senang.

"Tidak," ucap bibir mungil itu lirih. "Kembali. Jangan pergi secepat itu."

                Angin berhenti. Suasana kembali sunyi. Anak itu kembali duduk di ayunan dengan kepala tertunduk. Ia hanya melihat kebawah, melihat sepatu yang ia kenakan. Sepatu yang diberikan ibunya minggu lalu saat ulang tahunnya.

                "Nak Vino, ayo masuk sudah sore. Gak bagus main diluar terus. Sini, nak .... " Seorang wanita paruh baya dengan rambut di gulung dan memakai kebaya jadul keluar dari pintu rumah bergaya minimalist itu

                "Bi, ibu gak datang lagi hari ini?"

                "Aduh, Adalvino udah kangen ya sama mama," ucap wanita itu sambil menghampiri Adalvino, yang duduk di ayunan. "Tadi mama nya Adalvino telpon Bibi, katanya besok mau dateng sambil bawain makanan kesukaan Vino."

                "Beneran, Bi? Ibu mau dateng?" mata anak itu berbinar sekarang.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun