Ketika media sosial datang ke rumahku
Tanpa mengetuk pintu layaknya tamu
Tanpa mengucap salam apalagi tanda pengenal
Tak bertanya apakah keluargaku butuh
Tanpa melepas sepatu dan mantel bulu
Hinggap di bantal dan berdiam di bentangan tikar
Serasa rumah ini adalah warisan kemajuan zaman
Aku dan keluargaku hanya sekedar menumpang ketenaran
Aku jadi buta, tak mampu menangkap realita
Aku jadi tuli, kepekaan dunia nyata telah berubah
Perlahan tapi pasti, empati habis di rayu digitalisasi
Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat
Aku, istriku, anakku, hidup di ruang yang sama, tapi hati dan jiwa kami terpenjara dalam dunia maya yang berbeda
Aku mengenal teman di Amerika, tetangga sebelah rumah tak lagi peduli menyapa
Enam jam menatap layar tanpa terpejam, sekedar menegur tetangga tiada masa melakukan
Hidup di keriuhan, nyata batin sepi sendirian
Media sosial menjajah pola pikir dan peradaban
Teknologi mengendalikan pikiran, kesadaran hilang termakan hayalan
#####
Baganbatu, 15 agustus 2022