aku mau bertanya seperti apakah suara kenangan?
sayang, malam inidan jemarimu hanya mengetuk-ketuk gawai---
ada pesan masuk dari perempuanmu(?)---
kemudian menekuk-tekuk bibir
yang pernah dilintasi alir takdir:
lelehan kopi melebun ranummu
yang rimbun oleh cumbuan waktu
tentang kesenangan-kesenangan
yang tertawa begitu riang
pada kesepian
yang mengandung aku
juga kamu;
cintaku sekarat ditarik kesiur angin
kemudian dibalurilah debu
kursus move on yang dicipta
setelah jadi probandus
pengujian love is curse.Â
sayang, aku terus bertanya seperti
apa suara kenangan yang mati?
dan angin malam
menerbang-terbangkan
asap-asap nikotinmu
ke mataku;
ke dadaku;
Â
ke-ke-ke-keÂ
aku mau tertawa,
tapi kenapa alir takdir
di pipi jadi air asin:
sayang, akukah lautan
tempatmu buang sampah?
sayang, seperti inikah suara kenangan?
ganas
beringas
menghantam karang
haram untuk tak berulang
oh, aku lautan
aku lut
yang nudeÂ
dimakan kalut
dimakamkan kemelut cintamu yang baru
dan tak terpintal aku.
Semarang, 18 September 2022