mentadabburi tuhan dengan melaksanakan perintahnya sepenuh hati, mengingatnya, mencintainya setiap waktu.
Aku penyair kampung jauh di lubuk negeriPuisiku mondar-mandir di alam bermayaPenaku tajam menoreh ketidakadilanBibir mencibir menyunging pahit
Jalan ini semakin terjal, rasanya sangat sulit untuk dilalui. Mungkin aku harus berjuang untuk menggapainya.
Aku tak ingin di sini merasakan sebuah keresahan yang mendalam. Aku tak ingin mati hanya karena tingkah laku mu
Ayahmu sekarat, gajinya kecil, Dan ibumu masih bekerja kerasdalam hidupnya musim senja dunia berhala
Aku tidak sedih atau marah, aku hanya lelah tapi aku tidak apa-apa.
Rasa itu mungkin tumbuh, tetapi tak akan mungkin berlabuh. Aku masih memimpikan untuk kembali dan bersama lagi.
Ketulusan hati begitu penting untuk dicari, berawal dari itulah cinta akan menyatu dan memberikan sebuah kepercayaan.
Di ujung perjuangnyaDiujung perjuangannya, aku pilih dia
Aku... ntah mengapa diri ini terlahir, terjebak diruang lingkup fana
Puisi aku cinta padamu aku cinta padamu aku cinta padamu aku cinta padamu aku cinta padamu
Aku sangat sedih tanpamu, Dan jiwaku benar-benar kosong. Kamu seperti sinar mentari di jendela, aku selalu sangat membutuhkanmu!
Aku kesepian, sedih, hampa, aku sangat merindukanmu, Cintaku, kamu yang terbaik Kamu yang paling lembut di dunia.
Aku sangat merindukanmu Semua pikiran hanya tentangmu, Kamu adalah sinar terang dalam hidupku
Aku tak tahu konsep cinta Tak tahu pula rumus bahagia karena cinta Yang kutahu hanya, hatiku inginkanmu Yang kutahu tak menginginkanku
Ini sudah teramat keterlaluan. Tak bisa terbayar dengan istana terindah di dunia
Descartes berusaha menghindari kesulitan-kesulitan ini melalui kejelasan dan kepastian mutlak dari demonstrasi gaya geometris.
Aku hanya sempat bertanya-tanya apakah ini rasanya terbang?
getaran halus mengalirbagaikan sengatan listrikmemberi pijatan di setiap nadirasa apakah ini?
Sesaat di masa lalu, aku di sana sekarang Satu kaki di masa kini dan satu kaki di masa lalu, di mana sekarang, di mana sekarang