Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kepada Seorang Putra di Sudut Batinku

26 September 2020   04:50 Diperbarui: 26 September 2020   05:08 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu Pukul 1 siang saat Andre tiba di ruangan ICU. Ayahnya sudah tidak ada harapan. Matanya terus menutup. Bibirnya kaku, dan hanya ada selang oksigen membantu pernapasanya. Menahan laju kematiannya.

"Yo, papa sudah lama disini?"

Pada saat Andrea menangis dibahu Aryo itulah baru Andrea tahu kalau ayahnya masih hidup. Tempat tinggal mereka sudah tidak lagi di daerah yang dulu karena ayah Andrea dipindah tugaskan ke Batalion yang lain di pusat kota jadi Andrea sama sekali tidak memiliki informasi apapun tentang keluarganya. Dahulu yang biasa bercerita tentang semuanya itu adalah almarhum ibunya. Tapi itu sudah bertahun berlalu.

Andrea memandang wajah ayahnya dengan perasaan biasa.

"dua puluh delapan hari,"

"siapa yang mengurusnya?"


"Arman dan isterinya dan anaknya"

"Kenapa kamu nggak pernah cerita?"

"gue takut...jika kamu belum siap, kamu jadinya bisa bertindak macam -- macam, nanti" nada bicara dan cara bicara Aryo terdengar dewasa. Aneh tapi menenangkan

Andre duduk di bangku sambil mengelus tangan ayahnya ketika tangis dari ruangan sebelah membahana.

Sementara itu

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun