"Ayah dan Bunda Yansy. Saya Arya. Arya hanya datang untuk bertanya kepada Ayah dan Bunda Yansi apa boleh ?"
"Tentu saja." Ibu menjawab segera.
"Kamu ingin bertanya apa ?" Sambung ayah juga.
"Tetapi, saya mau ada Yansy juga di sini."
Mereka saling berpandangan dan Bunda bergerak ke dalam dari tempat duduknya.Â
"Yansy, oh anakku."
Terdengar suara Bunda memanggil Yansy di sana jauh sekali kamar Yansy ada di lantai dua. Rumah itu benar-benar besar.
Yansy menolak datang kehadapan Ayah dan Bunda nya dan ditanya oleh Arya. Yansy sungguh malu sebab dirinya benar-benar malu namun tidak dikatakannya kepada Bunda langsung. Bunda pun tetap mengajaknya ke ruang tamu.
Yansy duduk didekat Ayahnya dan Bunda setelahnya. Satu Sofa panjang dan di sana Arya menunggu dengan pertanyaannya yang semenjak tadi disimpannya baik-baik.
Lalu Ayah mempersilahkan Arya untuk mengutarakan semua pertanyaannya buat Ayah dan Bunda sebagai orangtua Yansy.
"Alhamdulillah, Ayah dan Bunda juga Yansy. Kini Arya sudah bisa mendapatkan pekerjaan dan kini sudah menerima penghasilan  pertama. Penghasilan itu baru Arya berikan buat Nenek seadanya sebab dari dahulu Arya sudah diasuh sebagai cucu dari anaknya dan karena dititipkan oleh anak-anak mereka. Namun, anak-anak mereka, yaitu orangtua Arya kini sudah tidak ada semenjak lama karena mereka sudah meninggal beberapa tahun lalu juga kini tidak dapat datang bersama Arya. Karena itu juga sudah takdirnya."Â