Kebetulan Ayah menemani Safa tinggal di rumahnya yang baru. Safa juga jalan kaki pergi ke sekolah. Sekolah Safa tidak jauh dari sana. Namun, lebih dekat rumah nya yang lama dan Safa mencoba menjalaninya dengan keikhlasan. Ikhlas itu adalah seharusnya dijalankan olehnya. Pergi berjalan kali dan kembali pulang juga berjalan kali. Jalan yang dilaluinya tidak banyak dan ramai orang lalu lalang di sana.
Hari itu Safa pulang dari sekolah. Sekolah mereka sudah lama sepi. Di jalan Safa bertemu seorang yang sangat miskin dirinya duduk di bawah pohon yang rindang dan teduh sangat nyaman tertiup angin. Pakaiannya sangat lusuh dan kumal. Anak itu nampak lebih kecil daripada dirinya. Safa tidak berlalu begitu saja dan dirinya menegur anak itu.
"Hai adik, namamu siapa ?"
"Apa kakak kenal saya ?" Tanya anak itu kembali padahal Safa berusaha menanyakan namanya tadi.
"Tidak, Safa tidak tahu nama kamu siapa. Jadi, tadi Safa bertanya."Hai adik, nama kamu siapa ?"
Safa mencoba mengulang yang sudah dikatakannya tadi. Tetapi, tetap saja anak itu tidak terima dan dirinya diam sendiri. Mereka yang datang bersama dirinya telah lama meninggalkannya di sana. Lalu Safa datang bertanya namanya siapa padahal dirinya rada kesal dan takut ditinggal sendirian di sana.
Safa yang mulai menebak-nebak mengapa dirinya ada di sana juga tidak marah malah Safa bertanya kembali," mengapa adik berada di sana ?"
Adik itu ternyata tetap tidak suka ditanya Safa dirinya mengatakan dengan sedikit terganggu.
"Kakak ini mau tahu saja. Tadi, aku ditinggalkan teman dan Kakak Kandung aku di sini. Mereka pergi entah kemana kini."Â
Mendengar itu Safa diam dan dirinya paham mengapa dari tadi anak itu tidak menjawab namanya siapa. Kini anak itu sedikit mengeluarkan airmata kecilnya. Safa yang melihatnya membantu mengusapnya.
Mereka saling lihat kini. Anak itu juga minta maaf kepada Safa sebab dari tadi dirinya acuh tak acuh kepada Safa.