Gading menggeleng.
“Aku nggak tahu. Rasanya aneh, seperti mereka cuma ada di kepala kita. Seperti bayangan dari apa yang kita inginkan.”
Eboni terdiam sejenak.
“Apa yang kamu inginkan, Gading?”
Gading menatap Eboni dalam-dalam, mencoba menemukan jawaban untuk pertanyaan itu. “Aku ingin kita kembali seperti dulu. Tapi aku juga tahu bahwa mungkin kita nggak bisa kembali.”
Eboni menatap tanah di depannya.
“Aku nggak tahu apa yang aku inginkan,” bisiknya.
“Aku hanya merasa kita terlalu lama terjebak dalam kehelingan ini.”
Keheningan kembali. Kali ini, keheningan itu tidak terasa menekan, tetapi lebih seperti ruang kosong yang menunggu untuk diisi. Namun, Gading tahu bahwa ruang itu mungkin tidak akan pernah terisi kembali seperti dulu.
****
Mereka berjalan pulang dalam keheningan yang sama seperti ketika mereka datang. Matahari sudah benar-benar tenggelam, meninggalkan langit yang gelap dan penuh bintang. Gading dan Eboni berjalan bersebelahan, tapi tak benar-benar bersama.