Gading menatap pasangan itu sebentar, lalu mengalihkan pandangannya ke Eboni yang berdiri di sampingnya. Ada sesuatu dalam ekspresi Eboni yang membuat hatinya terasa seperti dihantam palu besar.
***
Setelah beberapa saat, mereka keluar dari museum dan duduk di bangku di luar. Matahari mulai terbenam, menciptakan bayangan panjang di jalanan. Gading menatap lantai, pikirannya melayang. Ia mencoba memproses apa yang baru saja terjadi.
“Kamu ingat pasangan tadi di depan lukisan Affandi? Yang berciuman?” tanya Gading, mencoba memulai percakapan lagi.
Eboni mengangguk.
“Mereka... mereka nggak ada,” kata Gading pelan.
Eboni menoleh, bingung. “Maksud kamu?”
“Aku baru sadar,” kata Gading, suaranya hampir berbisik.
“Aku melihat mereka tadi, tapi sekarang, ketika aku coba ingat wajah mereka, aku nggak bisa. Rasanya... seperti mereka nggak pernah ada.”
Keheningan menyelimuti mereka berdua. Gading melihat ekspresi Eboni yang berubah sedikit, tapi tidak bisa membacanya. Apakah Eboni juga merasakan sesuatu yang aneh?
“Jadi… menurutmu mereka hanya khayalan?” tanya Eboni akhirnya, suaranya ragu.