Â
~ 43 ~
Â
 Suatu hari Sakit Sayyidatuna Fathimah. Maka ketika Rosulullah keluar dari masjid bersama para sahabatnya, datang kabar yang mengatakan: "Tidakkah kau menjenguk putrimu yang sedang sakit..?" Maka Rosulullah Saw pun dengan segera mendatangi rumah Fathimah dan masuk. Â
 Ketika melihat sang ayah datang, Fathimah bangun mencium kening sang ayah dan Rosulullah mencium kening sang putri tercinta, seraya berkata,"Sakit apa yang kau rasakan wahai Putriku?" Fathimah mengadukan rasa sakit yang dideritanya, juga sakit pada punggungnya. Rosul Allah Shallallahu 'alaihi wa sallam terus menanamkan sifat sabar dan mengingatkan tentang kehidupan di akherat serta keagungan juga balasan atau pahala yang Allah telah persiapkan baginya bahwa dia adalah pemimpin dan panutan wanita di seluruh alam. Â
 Seperti biasanya, para Sahabat menunggu kumandang Adzan untuk menunaikan Sholat. Â
 Suatu hari, Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabat menunggu kumandang adzan Sayyidina Bilal. Ternyata Bilal pada hari ini, datang terlambat. Apakah yang terjadi..? Â
 Ketika Bilal masuk ke Masjid, Rosulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam menyerukan kepada Bilal: "Wahai Bilal, perkara apa yang telah mengakhirkanmu. .?" Bilal menjawab, "Wahai Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku melewati rumah Fathimah dan aku temukan dua anak kecil menangis sedangkan Fathimah sedang menggiling gandum. Maka ku katakan, 'Wahai Putri Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam izinkan aku menenangkan anak-anakmu atau aku membantumu dalam menggiling gandum..?' " Fathimah berkata, "Masalah anak, aku lebih rahmat pada mereka..!" Â
 Maka Fathimahpun menenangkan kedua bayi itu dan Sayyidina Bilal menggilingkan gandum tersebut dan membantu Fathimah. Oleh karena itu, Sayyidina Bilal terlambat. Â
 Maka gembiralah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam atas apa yang telah di lakukan oleh Bilal. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan Bilal, "Mudah-mudahan Allah merahmati mu sebagaimana kau merahmati Fathimah." Maka Nabi  Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat senang. Â
Sayyidina Bilal mencintai Hasan dan Husain bahkan setiap kali bertemu mereka berdua, di ciuminya karena rasa cinta pada Kakeknya, Shallallahu 'alaihi wa sallam. Â