Mohon tunggu...
M. Widi
M. Widi Mohon Tunggu... Hanya seorang wanita biasa

Ingin selalu menjadi manfaat untuk orang di sekitarku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antologi Cerpen - Hati yang Menanti - Episode 1 Hai Daniel

4 Maret 2025   20:50 Diperbarui: 11 Maret 2025   06:16 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi edited by canva

"Ada siapa, sayang?"

Syiut..... Angin sepoi kampus membelai bagian wajahku dengan lembut membawa kesejukan. Namun, bukan sejuk yang kurasakan melainkan hawa panas yang tiba-tiba saja mengalir naik menuju otakku dan membuatnya mendidih. Kerutan di alisku terbentuk kala sebuah wajah mungil muncul yang sebelumnya terhalang oleh tubuh besar Nathan. 

Aku mencoba memiringkan kepalaku untuk menangkap dengan jelas pemilik suara barusan. Mau tak mau Nathan menggeser tubuhnya hingga tak ada yang menghalangiku untuk melihat sesosok wanita cantik yang duduk dengan santai di dalam mobil Nathan. Bukan, bukan perkara seorang wanita duduk di dalam mobil kekasihku yang membuat darahku mengalir dengan deras. Sayang. Ya, wanita yang tak kukenal itu memanggil Nathan dengan sebutan sayang. Mungkinkah aku salah dengar?

Hatiku mulai bergemuruh. Ratusan pertanyaan bermunculan dalam otakku. Siapa dia? Mengapa dia ada di dalam mobil? Mengapa wanita itu memanggilnya sayang? Sejak kapan kalian saling mengenal? Hubungan macam apa yang sedang kalian jalin? Ayo Nath, cepat jelaskan kepada wanita itu sejelas-jelasnya bahwa aku adalah pacarmu. Jika tidak, mungkin saja aku akan meledak.

"Anu, ini ada ......," Nathan menjawab. Terdengar ada sedikit keraguan dalam kalimatnya.

"....... temanku," lanjutnya.

JDER!

Untuk beberapa saat aku lupa bernafas. Darahku membeku membuat sekujur tubuhku sedingin es dengan begitu cepat. Apa dia bilang teman? Aku teman? Aku berharap ada kesalahan dalam indera pendengaranku. Bagaimana bisa wanita yang sudah ia pacari selama hampir tiga tahun ini hanya mendapat predikat teman?!

Kedua mataku nanar menatap kosong ke arah Nathan yang tampaknya menjadi canggung di depanku. Apa dia menyadari kesalahannya? Pertama dia mengijinkan wanita yang tak kukenal berada di dalam mobilnya. Kedua, wanita itu memanggil Nathan dengan sebutan sayang. Dan yang ketiga, Nathan memperkenalkanku sebagai temannya? Geez.... 

Ribuan makian siap kulontarkan untuk menghajar laki-laki yang sudah kuanggap sebagai belahan jiwaku ini. Mengingat hal itu aku merasa jijik sendiri. Bagaimana mungkin peselingkuh seperti dia bisa mendapatkan tempat di hatiku selama ini.

Dengan susah payah aku mengatur kembali deru jantung sebelum akhirnya aku bisa mengucapkan beberapa kata untuk Nathan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun