Mohon tunggu...
Hida Al Maida
Hida Al Maida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara

Seorang introvert yang menyukai seni, puisi, langit, bintang, hujan, laut, bau buku, dan menulis. Punya kebiasaan aneh berbicara dengan diri sendiri, dan mencoret-coret setiap halaman paling belakang buku pelajarannya karena merasa isi kepalanya terlalu meriah, riuh, dan berisik untuk didiamkan begitu saja. Gemar menulis novel, puisi, serta tertarik tentang banyak hal berkaitan dengan hukum, perempuan, dan pendidikan. Baginya, setiap hal di muka bumi ini adalah keindahan dan makna yang perlu diselami sampai jauh, sampai kita menemukan sesuatu bernama hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Bertaut"

20 Oktober 2022   20:49 Diperbarui: 20 Oktober 2022   21:00 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Kayaknya ada bukuku yang ketinggalan, Bu. Buku yang ada namaku di sampulnya, warna hitam. Kalau gak salah kuletakin di tempat tidur. Coba lihatin dulu, Bu. Kalau ada, pindahin ke rak," katanya buru-buru. Aku masih bertanya-tanya apa sebenarnya yang mengejar Jingga hingga gadis itu suka terburu-buru begitu.

            Namun, aku tak memperpanjang.

            Buku hitam milik Jingga benar-benar ada di atas tempat tidurnya. Terletak di sebelah pena dengan tutup kepala beruang---pena milik Jingga yang sudah kulihat sejak dia masih duduk di bangku SMP. Aku duduk saja di sebelahnya. Mengedarkan pandangan ke penjuru kamar yang senantiasa rapi meski tak ditinggali. Tak hanya isi lemarinya yang rapi, buku-bukunya saja disusun terurut berdasarkan abjad.

            Jingga dan kamarnya adalah satu kesatuan privasi yang jarang kusentuh. Namun hari ini, entah apa yang menggerakkan naluriku untuk membuka buku hitam miliknya. Namanya mengisi halaman pertama. Ditulis dengan tinta berwarna silver yang menyala. Lembar-lembar selanjutnya dipenuhi puisi, kutipan-kutipan pendek, atau ide-ide menulisnya yang tak sepenuhnya kubaca.

            Aku berhenti lama di pertengahan halaman. Judul yang ditulis Jingga memenjaraku, membuatku merenung panjang, sebelum berakhir tersedu-sedu hingga mataku sembab, hingga tulisan tangan Jingga buram di beberapa bagian, bahkan hingga matahari bergerak naik setinggi kepala.

            Judulnya; Ibuku tak Sempurna, Aku Juga.

            ***

            /Ibuku tak sempurna, aku juga

            Hal-hal yang menyakiti perasaannya, ada di luar kendaliku

            Seolah perintah alam bawah sadar agar ia selalu tahu aku mampu

            Tak kuizinkan ia memasuki duniaku,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun