(pratama et all., 2024)
Pandangan Socrates: Ketidaksadaran Moral Kolektif
Lebih jauh ke belakang, Socrates (469--399 SM) menegaskan bahwa pendidikan sejati adalah kesadaran diri.
Metode maieutic (dialektika tanya-jawab) yang dikembangkannya bertujuan menggugah manusia agar sadar akan kebodohan moralnya.
"Orang yang tidak menyadari ketidaktahuannya adalah orang yang paling jauh dari kebijaksanaan."
(Plato, Apology of Socrates)
Dalam konteks Mataram, masyarakat yang menaruh iba tanpa refleksi kritis atas sistem kemiskinan juga terjebak dalam "gua ketidaktahuan" seperti yang digambarkan Socrates dalam Allegory of the Cave.
Kita melihat bayangan kebaikan (sedekah), tapi gagal memahami hakikatnya (pemberdayaan).
Fenomena tuna sosial, dalam pandangan Socrates, bukan hanya kemiskinan materi, tetapi kebutaan moral kolektif, ketika manusia berhenti berpikir tentang makna tindakannya.
Mentalitas Pengemis: Warisan Pendidikan yang Gagal