Mohon tunggu...
Ida Bagus Alit Arta Wiguna
Ida Bagus Alit Arta Wiguna Mohon Tunggu... Researcher

Suka terhadap perkembangan anak usia dini, perkembangan pendidikan multikultural, pendidikan sosial dan pedagogi pendidikan, cyberdagogi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belas Kasihan Tanpa Pendidikan : Jalan Sunyi Menuju Ketergantungan Mental Pengemis (Perspektif Filsafat Pendidikan Klasik)

11 Oktober 2025   18:13 Diperbarui: 11 Oktober 2025   17:12 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosiolog modern menilai bahwa mentalitas pengemis lahir dari kegagalan pendidikan sosial yang menumbuhkan ketergantungan, bukan kemandirian.

Ketika seseorang terbiasa menerima tanpa proses belajar, ia kehilangan self-worth (nilai diri).

Sebaliknya, masyarakat juga membangun mentalitas penolong instan, merasa suci dengan memberi, tanpa memulihkan martabat penerima.

Di sinilah relevansi filsafat pendidikan klasik:

Plato mengajarkan struktur keadilan;

Aristoteles menanamkan pembiasaan moral;

Socrates menumbuhkan kesadaran diri.

Ketiganya seakan berbisik kepada kita:

"Kemiskinan tidak hanya perlu diatasi, tetapi disadarkan, dididik, dan dimanusiakan."

Jalan Filosofis bagi Kebijakan Sosial

Penertiban pengemis hanyalah tindakan administratif. Namun jika akar masalahnya adalah pendidikan moral dan sosial yang gagal, maka solusi sejati harus bersifat transformasional:

  • Reformasi pendidikan karakter sosial di sekolah dan keluarga. Anak-anak perlu dididik tentang nilai kerja, empati aktif, dan tanggung jawab sosial, bukan sekadar akademik.
  • Pemberdayaan berbasis martabat, bukan belas kasihan. Bantuan sosial harus bersifat mendidik, bukan memperpanjang ketergantungan.
  • Dialog publik yang reflektif. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan perlu membuka ruang tanya: mengapa kemiskinan terus berulang?
  • Kepemimpinan moral. Konfusius pernah berkata, "Jika pemimpin memiliki kebajikan, rakyat akan mengikuti." Maka, moralitas publik bergantung pada teladan elitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun