Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diskursus Kuasa

30 November 2022   22:13 Diperbarui: 4 Juli 2023   17:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Presiden Jokowi di salah satu acara (Sumber gambar: kompas.com)

Mungkin, tidak ada orang bebas begitu saja menerima pemaksaan kuasa disipliner yang telah mengarah pada bentuk kesewenang-wenangan.

Penyelenggara negara di bidang pendidikan memasuki relasi antara disiplin masyarakat dan kuasa melalui mekanisme disiplin dan melalui jaringan kuasa (diantaranya institusi pemerintahan dan sekolah).

Ia menyentuh ‘tubuh masyarakat’ berupa Majelis Taklim melalui regulasi Kementerian Agama. Kuasa melakukan pemantauan dan pengawasan pada mejelis taklim melalui mekanisme disiplin dalam bentuk izin operasional yang dimulai tahapan pendaftaran.

Mekanisme kuasa yang mendisiplinkan dari pengaruh faham yang bertentangan dengan ideologi negara, kesatuan dan persatuan bangsa. Bentuk mekanisme disiplin dari pengetahuan tentang ideologi dan kebangsaan yang dikenakan pada ‘majelis taklim’ tidak luput dari diskursus intelektual dan sosial.

Teknik disiplin yang dijaga terus-menerus dan konsistensi yang tinggi menciptakan kesuksesan individu. “Anda sukses karena Anda disiplin.” “Anda berutang budi bukan pada kesuksesan, tetapi pada disiplin.” “Saya memahami nilai-nilai agama secara utuh karena pengetahuan disipliner.”

Kuasa disipliner yang berseni dan kreatif tanpa represi bermanfaat untuk mewujudkan capaian kinerja pembangunan negara.

Berkat mekanisme kuasa melalui teknik disiplin yang melayani, terbuka dan berkompeten dari aparatur negara menandai capaian indikator makro pembangunan.

Indikator tersebut, diantaranya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita penduduk yang meningkat, indeks pembangunan manusia yang tinggi, persentase penduduk miskin, dan gini rasio sangat rendah yang pada akhirnya memengaruhi capaian tingkat kesejahteraan.  

Begitulah mekanisme kuasa disipliner bekerja pada setiap individu, masyarakat, dan negara secara berkesinambungan dan konsisten yang terintegrasi dengan peningkatan produktivitas dan profesionalisme kerja. 

Disiplin menata-ulang realitas dengan cara melawan ketertinggalan dan kejumudan individu untuk memikirkan rakyat dengan cara mengelola kuasa negara sembari mendengar suara "di luar tembok" istana.

Saya kira, soal penampilan fisik atau dandanan tubuh, soal dahi berkerut atau rambut putih sebagai kode atau sinyal saja calon pemimpin masa depan memiliki kekuatan yang sama sebagai sosok pluralis, merakyat, dan pembaharu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun