Langit sudah gelap, menandakan malam sudah menjelang. Seperti janjiku, aku akan bertemu dengan Adam untuk pertama kalinya setelah menikah tiga bulan yang lalu. Meskipun selisih paham diantara kami belum selesai karena campur tangan ibunya.
Ada perasaan aneh yang hadir dan singgah di hatiku. Desiran yang tak biasa menyusup ke relung terdalam. Ahh, ini namanya apa? Apakah harapan yang telah kuhentikan ritmenya harus kusambungkan semula?
Perjalanan yang hanya memerlukan sepuluh menit, tiba-tiba serasa satu jam, untuk sampai ke kompleks bangunan Time square.
Aku duduk di meja nomer 2 yang sudah ada tanda received. Datang lebih awal 5 menit dari jam yang telah dijanjikan. Aku mendengar suara yang sangat kukenali dari belakangku.
"Hei Sarah! Sendirian aja."
"Ohh, Bos. Selamat malam."
"Boleh aku duduk?"
"Silahkan. Bos."
"Begini Sarah, aku hanya mau bilang sama kamu saja. Jika pihak Indonesian Embassy meminta agar Bu Ratna tinggal di sana. Tetapi Bu Ratna tidak bersedia. Coba nanti kamu pikirkan solusinya. Sudah aku order minuman dan makanan ya, bill juga sudah ku bayar. Bye!"
"Thanks Bos."
Setelah tuan Yusuf beredar, datanglah Adam dengan raut muka tak ceria, langsung duduk di sampingku. Belum sempat aku menyapa, panggilan dari counter sudah terdengar.