Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jangan Lepaskan Genggamanku Part 4

15 September 2019   10:29 Diperbarui: 9 November 2019   08:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

**
JANGAN AMBIL ANAKKU II

Aku didampingi dua polisi meninggalkan halaman parkiran menuju alamat rumah bu Ratna. Aku mengendarai mobil sendiri dan pihak polisi mengendarai mobilnya dengan simbol warna biru.

Tidak perlu waktu lama, kamipun sampai di sebuah alamat yang dituju. Sebuah rumah banglo yang tidak terlalu besar, berwarna hijau sudah terlihat di depan mata.

Kehadiran kami disambut oleh dua orang laki-laki bengis, menurut pandangan mataku. Rambutnya panjang, badan kekar, menggunakan asesoris gelang silver di sebelah pergelangan tangan kanannya. Menyambut kehadiran kami dengan muka merah padam, penuh amarah.

 "Siapa kamu semua! Untuk apa datang ke rumah ini!" Pertanyan dengan suara cukup lantang dilontarkan oleh salah satu dari mereka.

"Permisi tuan. Kami dari Lawyer yang didampingi oleh pihak Polis, bermaksud datang untuk bertemu dan berbicara kepada Bu Ratna."

"Ada urusan apa!" Laki-laki satunya lagi ikut membentak.

Aku menjelaskan kepada mereka jika kedatanganku untuk menjemput bu Ratna beserta bayinya. Karena mereka meminta bantuan untuk dijemput. Salah satu dari mereka masuk ke dalam rumah. Sedangkan kami disuruh menunggu di teras.

"Siapa yang melaporkan kasus ini ke polisi?"

"Saya."

"Hehh, kamu siapa! Beraninya kamu melaporkan kasus ini ke polisi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun