Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial Menulis Komedi: Parodi Sebagai Cara Menertawakan Dunia Lewat Tiruan Cerdas

22 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 22 Juli 2025   09:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, acara seperti Last Week Tonight oleh John Oliver atau konten editorial ala New York Times bisa menyisipkan satire terhadap politik atau kebijakan negara. Mereka tidak meniru gaya siapa pun, tapi menyampaikan sindiran tajam lewat analisis lucu.

Jadi, sederhananya: parodi menertawakan bentuk, satire menertawakan isi.
Parodi bisa terasa ringan dan lucu, sementara satire cenderung menggigit dan membuat kita berpikir lebih dalam setelah tertawa.

Meski begitu, keduanya sering tumpang tindih. Sebuah parodi bisa mengandung satire jika plesetan itu menyentil ideologi, kebijakan, atau perilaku sosial tertentu. 

Maka, banyak karya humor modern yang memainkan keduanya sekaligus---tertawa karena lucu, lalu diam karena merasa "tersindir."

Parodi di Dunia Modern

Di era digital, parodi berkembang pesat dalam berbagai bentuk:

  • Film & TV: Austin Powers, Spaceballs, dan Scary Movie adalah film-film yang memarodikan genre atau film terkenal.

  • YouTube & TikTok: Banyak konten kreator membuat parodi iklan, sinetron, film pendek, bahkan berita. Misalnya parodi sinetron "Azab" yang melebih-lebihkan adegan pamali jadi lelucon visual.

  • Media sosial: Meme yang memarodikan tokoh publik, gaya caption selebriti, atau pidato politikus viral adalah bagian dari humor parodik.

Di Indonesia, kita punya Warkop DKI, Project Pop, Majelis Lucu Indonesia, hingga akun seperti @ngakakkocak dan @awreceh.id yang rutin memproduksi konten parodi berbasis budaya pop lokal.

Tips Menulis Parodi yang Baik

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
    Lihat Fiksiana Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun