Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibnu Arabi dalam konsep ruang takdir Allah

29 Juli 2025   20:18 Diperbarui: 29 Juli 2025   20:18 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disalahpahami sebagai panteisme, padahal Ibn 'Arabi membedakan antara Wujud Haqq dan wujud majazi.

Iluminasi kadang dianggap mistik murni, padahal sangat rasional dalam struktur hierarki cahaya.

Kesimpulan Sintesis

Konsep Ruang menegaskan bahwa tidak ada penyatuan dengan Dzat Allah, hanya gerak kehendak-Nya yang membentuk realitas di dalam ruang yang diciptakan.

Ibn 'Arabi, meskipun berbicara tentang penyatuan dalam wujud, sebenarnya lebih menekankan bahwa hanya Allah yang benar-benar memiliki wujud. Makhluk adalah proyeksi-Nya, bukan bagian dari-Nya.

Suhrawardi menyajikan cara pandang vertikal, di mana semua realitas adalah pancaran bertingkat dari Nur Ilahi, yang tidak pernah bisa diakses langsung oleh makhluk yang berada di level lebih rendah.

yang dibutuhkan konsep ruang yang saya kembangkan dari para filsuh muslim klasik adalah teknik pembacaan tinta cahaya al qalam agar fana bermakna penyerapan pengetahuan atas kehendak Allah bukan penyatuan wujud

Sangat penting membangun konsep ruang yang berakar pada pemikiran filsuf Muslim klasik, tapi menggeser makna fana' dari "penyatuan wujud" (seperti dalam panteisme) menjadi "penyerapan pengetahuan atas kehendak Allah" melalui teknik pembacaan tinta cahaya dari al-Qalam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun