Mohon tunggu...
Christanto Panglaksana
Christanto Panglaksana Mohon Tunggu... Penulis

Warga pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi "Bakar Samping" Presiden Prabowo: Dari AHY ke Purbaya

16 September 2025   02:59 Diperbarui: 16 September 2025   02:59 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo saat pelantikan sejumlah menteri pasca reshuffle Kabinet Merah Putih. (Kompas.com)

Sri Mulyani selama ini dikenal berhati-hati, menekankan stabilitas fiskal, dan sering dianggap lebih berpihak pada kredibilitas internasional ketimbang respons cepat terhadap kebutuhan domestik. Meski ia punya reputasi teknokrat kelas dunia, gaya itu seringkali dianggap terlalu elitis dan lamban dalam menjawab keresahan rakyat.

Dengan menempatkan Purbaya, Presiden Prabowo bukan hanya mengganti menteri, melainkan mengganti paradigma. Kebijakan Purbaya langsung berorientasi ke rakyat, bukan ke pasar internasional.

Purbaya menggeser orientasi dari menjaga angka-angka makro menjadi mengalirkan likuiditas ke sektor yang lebih terasa oleh masyarakat. Kontras ini sangat kentara dan sengaja dipelihara untuk menciptakan efek pembakaran.

Bagi menteri-menteri lain, kontras ini menjadi peringatan. Mereka bisa saja tergeser jika hanya mempertahankan pola lama tanpa inovasi.

Sri Mulyani, dengan segala capaian dan reputasinya, pada akhirnya tetap digantikan karena dianggap tidak sejalan dengan kebutuhan dalam perkembangan kondisi sosial-politik terkini. Pesan yang disampaikan Presiden melalui strategi "bakar samping" ini jelas: tidak ada yang aman hanya dengan reputasi lama.

Dengan demikian, Purbaya tidak hanya menjalankan kebijakan, tetapi juga memainkan fungsi simbolik: membongkar paradigma lama dan menunjukkan arah baru. Semua ini menjadi pressure point yang membakar menteri-menteri lain untuk bergerak.

Strategi ini menunjukkan keberanian politik Presiden Prabowo. Ia berani melawan arus narasi global yang biasanya mengidolakan teknokrat konservatif. Ia lebih memilih kebijakan yang pro-rakyat meski dengan risiko benturan. Inilah inti dari strategi "bakar samping": keberanian menciptakan obor baru untuk menyalakan api di seluruh ruangan.

Efek Psikologis di Dalam Kabinet

Strategi "bakar samping" bukan hanya soal kebijakan substantif, melainkan juga permainan psikologis.

Dengan menampilkan Purbaya sebagai figur baru yang cepat beraksi, Presiden Prabowo menciptakan tekanan psikologis kepada seluruh menteri. Mereka sadar bahwa kinerja akan menjadi tolok ukur utama, dan sorotan publik bisa dengan cepat beralih pada siapa yang mampu tampil dengan terobosan nyata.

Efek psikologis ini berbeda dengan model kabinet berbasis jatah koalisi. Dalam model lama, posisi menteri lebih ditentukan oleh kompromi politik, sehingga performa relatif tidak terlalu menentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun