Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesaat sebelum proklamasi by kasep foro

Sesampainya di sana, Marcel udah duluan. Seperti biasa: rapi banget. Kemeja kotak-kotak, rambut belah samping, dan aroma parfum mahal yang terlalu kuat.

Waktu matanya nemu aku dan Angga datang bareng, aku bisa lihat dari jauh---ada sesuatu yang berubah di wajahnya.

Dia tetap senyum. Tetap sok ramah. Tapi tangannya ngucek-ngucek kancing kemeja, dan dia nunduk sebentar.

Marcel nggak bodoh.
Dia tahu.
Dia lihat.

Aku sempat mendekat, menyapa.

"Hai."
Dia balas dengan lirih, "Kamu datang sama dia?"
Aku angguk. "Iya. Dia ngajak duluan."
"Hmm." Hanya itu.

Pesta pun berjalan. Anak-anak sibuk karaoke, nonton film, makan kue mahal, dan foto-foto. Tapi sepanjang malam aku sadar, Marcel berkali-kali melirik. Entah ke arahku, atau ke arah Angga. Atau ke kami berdua.

Saat Angga ngajak aku keluar sebentar dari keramaian---hanya buat menghisap Dunhillnya dan lihat bulan dari balkon lantai dua---aku tahu mata itu lagi ngikutin kami.

Selesai pesta, Angga tanya,

"Mau langsung pulang atau...?"

Aku jawab,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun