Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesaat sebelum proklamasi by kasep foro

Aku tidak begitu dekat dengan dia, walaupun sekelas.
Bahkan saat melihat dia sendirian, ingatanku flashback ke awal masa sekolah saat pertama kali lihat dia.

Hari itu, awal kelas satu. Panas.
Lapangan upacara penuh dengan murid-murid baru, semuanya mengenakan kemeja putih celana bahan warna bebas---kecuali satu orang.

Aku berdiri di barisan paling depan, tegak dan rapi.
Sebelah, teman-teman sesama lulusan SMP unggulan.
Semuanya penuh semangat, deg-degan, dan siap memulai masa SMA di sekolah swasta nomor satu di Jambi.

Tiba-tiba, dari arah sisi lapangan, dua cowok dipanggil maju ke depan.
Satu pakai blue jeans, satu lagi pakai celana kargo berwarna abu abu.
Yang pakai jeans tampak nyantai banget, jalan dengan tangan di saku dan kepala agak menunduk.
Namanya disebut: Angga Zerlan dan Wahyu Prasetyo.

Cindy melirik ke temannya dan berbisik pelan,

"Anak itu sungguh dungu. Udah jelas disuruh pakai celana bahan, malah ngeyel pakai jeans."

Sejak hari itu, dalam hati Cindy, cowok itu punya nama panggilan sendiri:
Sudung---singkatan dari sungguh dungu.

Lucunya, cowok yang dihukumnya bareng ternyata anak dari guru senior sekolah itu.
Mereka disuruh hormat ke tiang bendera selama 10 menit, sementara siswa lain masih mendengarkan pidato sambutan kepala sekolah.

Waktu berlalu, panggilan Sudung tetap bertahan di kepala Cindy.
Mereka satu sekolah, tapi tidak pernah benar-benar dekat.
Angga tetap jadi si anak nyeleneh yang suka telat, bolos, dan jarang kelihatan serius.

Tapi hari itu di kantin, dia sendirian. Tidak dengan Wahyu.
Baju seragamnya dikeluarin, sepatu dicopot satu, rambut acak-acakan, dan dia lagi makan gorengan sambil baca... komik Petruk Gareng sambil ketawa sendiri.

"Kamu ngapain nggak di kelas?" tanyaku spontan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun