menampar sambil bilang: "Sabar ya, Nak."
Kubakar daftar kebutuhan harian
dengan api yang kupinjam dari dapur tetangga
sebab korekku sudah pensiun
dan minyak goreng cuma jadi legenda.
Kumasukkan doa-doa ke dalam rice cooker
biar matangnya bareng dengan harapan
tapi tiap tutupnya kubuka,
yang keluar cuma uap kepasrahan.
Di luar, dunia berlomba jadi kaya
di dalam, aku sibuk ngitung detik sambil mikir
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!