Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Kurikulum pada Model Taxonomy Bloom

16 Januari 2020   02:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   02:42 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deskripsi bulan menghubungkan aktivitas mental dengan motif, hasil, asal-usulnya, dan  atau objek yang diaplikasikan. Sehubungan dengan aktivitas itu sendiri, Moon tidak memberikan petunjuk, sementara Dewey mengatakan   subjek dibalik dalam pikiran.

Kemudian muncul beberapa pertanyaan. Dapatkah repleksi kontemplasi atau pembatinan  dianggap sebagai kegiatan yang disengaja yang memecahkan atau menggoda untuk menyelesaikan masalah?

Dan jika demikian, jenis masalah apa yang dapat dipecahkan oleh repleksi kontemplasi atau pembatinan yang dapat dibedakan?  Apakah kegiatan ini memiliki struktur? Sebuah permulaan? Sebuah akhir? Dapatkah bagian yang merupakan bagian dari tindakan ini ditentukan? Apakah ada berbagai jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan? Bagaimana perbedaannya, dan dalam hal apa mereka serupa?

Sebuah pertanyaan penting di sini adalah apakah repleksi kontemplasi atau pembatinan seperti yang digunakan dalam siklus belajar, dan repleksi kontemplasi atau pembatinan  seperti yang digunakan dalam praktik adalah jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang berbeda atau tidak. Pertanyaan selanjutnya adalah di mana dan bagaimana (dan jika) menghubungkan evaluasi diri dengan salah satu atau keduanya.

dokpri
dokpri
Jawaban yang jelas untuk pertanyaan-pertanyaan ini tidak jelas saat ini. Menemukan jawaban untuk pertanyaan semacam itu, atau bahkan bagian dari jawaban, dan bahkan memulai pencarian jawaban, tampaknya berguna untuk mengubah repleksi kontemplasi atau pembatinan  dari kegiatan yang tidak fokus menjadi kegiatan yang difokuskan pada hasil yang mengatasi masalah.

Pengembangan kemampuan untuk repleksi kontemplasi atau pembatinan  ini mungkin sebagian alami, tetapi mungkin dapat dipupuk oleh pendidikan dan pada gilirannya seharusnya mengembangkan semua fungsi manusia.

Repleksi kontemplasi atau pembatinan  dapat digunakan dalam beberapa cara dalam mengajar: untuk memecahkan masalah langsung yang ada dalam praktek, untuk meningkatkan pengajaran Anda (yaitu pembelajaran dan pengembangan pribadi), dan untuk belajar untuk merenung.

Sebagai profesional, para Guru atau Dosen dapat menggunakan repleksi kontemplasi atau pembatinan  dalam tindakan dalam arti yang dijelaskan; dalam belajar dari pengalaman mereka, mereka dapat menggunakan repleksi kontemplasi atau pembatinan  atas tindakan dalam arti; belajar merenung membutuhkan lebih banyak perhatian dan sebagian besar didekati sebagai belajar sambil melakukan.

Ketiga penggunaan repleksi kontemplasi atau pembatinan  ini tidak berbeda dari penggunaan repleksi kontemplasi atau pembatinan  oleh Peserta Didik, meskipun pada tujuan yang berbeda dan dengan kriteria efektivitas yang berbeda.

Untuk Peserta Didik  teknik, repleksi kontemplasi atau pembatinan  tentang peran guru, sebagai kontribusi koperasi untuk pembelajaran, atau pada peran sesama Peserta Didik,  dalam pemecahan masalah koperasi, sulit karena bukan itu yang diharapkan Peserta Didik  untuk berurusan dengan di kelas.

Tetapi repleksi kontemplasi atau pembatinan  tentang peran orang lain dan interaksinya dengan seseorang berguna, jika tidak perlu sebelum seseorang dapat merepleksi kontemplasi atau pembatinan kan sepenuhnya pada pendekatan yang berbeda untuk suatu masalah dan pembelajaran, dan dengan demikian pada pendekatannya sendiri. Pertimbangan serupa berlaku untuk Peserta Didik  lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun