Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Kurikulum pada Model Taxonomy Bloom

16 Januari 2020   02:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   02:42 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingkat repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang digambarkan membentuk dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan untuk peningkatan pengajaran. Untuk penelitian lebih lanjut, menarik untuk menguraikan mirroring dan repleksi kontemplasi atau pembatinan vitas sebagai bentuk repleksi kontemplasi atau pembatinan  khusus.

Merepleksi kontemplasi atau pembatinan kan repleksi kontemplasi atau pembatinan; taksonomi harus divalidasi secara empiris. Masalah yang sama diharapkan di sini seperti dengan validasi taksonomi Bloom, tetapi mereka mungkin dapat diamati lebih baik.

Penelitian mengenai frekuensi terjadinya berbagai jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  untuk populasi yang berbeda, tujuan yang berbeda, dan konten yang berbeda, masih kurang tetapi dapat bermanfaat baik untuk pemahaman teoritis tentang repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan untuk pengajaran.

dokpri
dokpri
Level yang disajikan menggambarkan status dalam pengembangan kemampuan untuk memecahkan masalah reflektif. Ini tidak berarti   seseorang harus melewati level-level ini secara berturut-turut untuk belajar berepleksi kontemplasi atau pembatinan.

Levelnya tidak generatif untuk perkembangan seseorang.   tidak berarti   setiap orang dapat berkembang dari satu tingkat ke tingkat berikutnya dengan cara yang mirip dengan pengembangan pemikiran bertahap. Kemungkinan ini hanya dapat dikonfirmasikan dengan mengajarkan eksperimen.

Guru atau Dosen repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang baik tidak hanya memberikan arahan yang efektif, tetapi melakukan lebih banyak. Belajar untuk merenungkan melibatkan menjadi kurang tergantung pada Guru atau Dosen dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong untuk diri sendiri, dengan menerapkan ini pada waktu yang berbeda, dengan lebih banyak objek.

Dengan menggunakannya dalam lebih banyak konteks, dengan belajar menggunakan lebih banyak alat, dan dengan memecahkan masalah reflektif untuk meningkatkan kesulitan. Para Guru atau Dosen harus membantu Peserta Didik  agar tidak terlalu bergantung pada bantuan dan masih memimpin mereka melalui langkah-langkah yang disebutkan sebelumnya.

Para Guru atau Dosen harus membuat Peserta Didik  sadar akan repleksi kontemplasi atau pembatinan  mereka di luar lingkungan sekolah, untuk mengajar mereka untuk mengetahui dan memahami repleksi kontemplasi atau pembatinan  di lingkungan sekolah, dan kemudian menerapkan repleksi kontemplasi atau pembatinan  pada pembelajaran yang bermanfaat di sekolah.

Pendekatan semacam itu untuk mengajar repleksi kontemplasi atau pembatinan  menempatkan tuntutan besar pada Guru atau Dosen dan Peserta Didik. Sangat mendesak untuk mengembangkan alat yang lebih sederhana untuk membuat orang tahu dan memahami repleksi kontemplasi atau pembatinan  sebagai langkah pertama untuk menerapkan repleksi kontemplasi atau pembatinan. Analisis di atas dapat mendukung penelitian pendidikan dasar dan terapan lebih lanjut tentang repleksi kontemplasi atau pembatinan.

Daftar Pustaka:

Anderson, L.W. & Sosniak, L.A. (Eds.), 1994. Bloom's taxonomy: A forty year retrospective. Chicago, Ill.: National society for the study of education, Ninety-third yearbook part II. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun