Mohon tunggu...
Rachmawati Ash
Rachmawati Ash Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, dan pegiat literasi

Hobi menulis, membaca dan menonton film romance. Kegiatan mengajar di SMA, menulis novel, cerpen, artikel dan bahan ajar. Mengisi materi literasi ke sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Isu Perubahan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional

5 Maret 2024   10:07 Diperbarui: 5 Maret 2024   10:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Asih Rachmawati

Kurikulum pendidikan memiliki tujuan membangun profesionalisme di era industri yang terus berkembang pesat. Kurikulum dapat membawa dampak positif dan negatif bagi kualitas sebuah pendidikan. Dampak positifnya yaitu pelajar dapat belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Salah satu dampak negatif perubahan kurikulum pembelajaran adalah mutu  pendidikan menurun dan perubahan kurikulum yang begitu cepat.  Salah satunya adalah siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru sehingga terjadi prestasi yang menurun. Guru tidak fokus mengajar tetapi sibuk mempelajari kembali konsep baru dalam perubahan kurikulum baru. Tentu saja kedua hal tersebut dapat menjadi sumber masalah yang fatal dalam pembelajaran.

Sedangkan perubahan kurikulum terjadi karena langkah dan tujuan pendidikan diatur dalam kurikulum sehingga dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang diterapkan di satuan pendidikannya. Tidak diragukan lagi bahwa manusia dibekali dengan kemampuan untuk belajar seumur hidup. Manusia dilahirkan untuk belajar. Pada konsep pembelajaran holistik, manusia dapat belajar dengan cara yang berbeda-beda. Sedangkan selama ini dunia pendidikan hanya memikirkan pendekatan rasional untuk menguasai pengetahuan akademis, bukan proses perilaku profesional.  Hal tersebut juga dapat menjadikan dasar bahwa kurikulum pendidikan kita harus dibenahi.

Selanjutnya, peran guru sangat penting dalam menyikapi perubahan kurikulum di sekolah. Sebagai tenaga pendidik, guru harus memahami dengan baik isi dan tujuan dari kurikulum baru tersebut, serta berupaya untuk mengimplementasikannya dengan baik dalam proses pembelajaran. Perubahan kurikulum berdampak positif pada guru semakin kreatif dan inovatif dalam mengajar, memudahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dan meningkatkan kualitas berpikir dan kualitas mengajar guru. Akan tetapi pendapat tersebut justru menjadi dilema dalam dunia pendidikan. 

Guru sulit membagi waktu antara mengajar dan belajar, guru seolah dibebani dengan administrasi yang terus bergerak dan mengejar hari-harinya. Bebas dari tekanan mungkin merupakan kondisi terbaik untuk belajar, tetapi hal ini akan sulit diwujudkan ketika sejumlah hal tampaknya sulit dipahami. Guru memeragakan keterampilan dan kemampuan mereka untuk meningkatkan keseriusan belajar. Mereka tidak takut terlibat aktif bersama murid-muridnya dalam pembelajaran. Guru juga menyadari pentingnya menjadi panutan dan menunjukkan kebiasaan berpikir positf yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.

Cepatnya perubahan dalam kehidupan tidak diragukan lagi menuntut guru untuk senantiasa belajar. Pemahaman pada kurikulum akan memudahkan guru membuat rencana, menyusun indikator pencapain kompetensi, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematis, dan mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan. Guru harus menunjukkan pola pikir optimis dalam menyambut kesempatan untuk menerima hambatan, serta memiliki keyakinan akan kemampuan mereka untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam menjalankan profesinya.

Selain itu, peranan orang tua lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum dibutuhkan kerjasama yang sangat erat antara guru, sekolah, dan para orang tua murid. Orang tua merupakan salah satu unsur yang ikut berperan dalam pengembangan kurikulum. Peranan orang tua dalam pengembangan kurikulum berkenaan dalam dua hal, yaitu dalam penyusunan kurikulum dan dalam pelaksanaan kurikulum. Orang tua diharapkan mempelajari kurikulum merdeka, mengenali minat dan kemampuan anak, mendukung upaya anak dalam menyelesaikan tugas atau menggali potensi dirinya, memahami gaya belajar anak, memberikan bimbingan berkelanjutan, dan menjalin komunikasi dengan guru kelas dan wali kelas anak. Peran Orang tua terhadap Keberhasilan belajar siswa yaitu orang tua selalu memberikan dukungan positif, memberikan perhatian, nasihat motivasi dan juga orang tua membantu anak mengerjakan tugas sekolah, mengerjakan pr, dan orang tua membantu menjelaskan materi pelajaran ketika anak kurang paham.

Berdasarkan hal tersebut di atas, saat ini masyarakat sedang resah dan gelisah. Orang tua yang memiliki anak masih sekolah, bertanya-tanya dengan adanya isu bahwa pada tahun pelajaran 2024/2025 akan mengalami perubahan kurikulum merdeka menjadi kurikulum nasioanal. Seluruh guru dan orang tua siswa merasa panik. Sibuk mencari jawaban dan pencerahan dari isu pendidikan tersebut.

Kepala Badan Standar, Kurikulum & Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek menyatakan bahwa isu Kurikulum Nasional akan menggantikan Kurikulum Merdeka adalah informasi yang tidak benar. Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum selalu mengalami perbaikan. Seperti halnya kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. 

Kurikulum nasional lebih menekankan pada budaya, sejarah, dan nilai-nilai lokal Negara. Kurikulum nasional masih sama dengan kurikulum sebelumnya, hanya saja diwajibkan untuk dilaksanakan secara serentak di Indonesia. Pada intinya Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Dalam prosesnya, kurikulum harus bersifat terbuka perihal perjalanan pembelajaran untuk menunjukkan bahwa konsepnya dapat mengatasi kesulitan belajar dan dapat mengatasi berbagai hambatan. Kurikulum harus menyadari bahwa pembelajaran mencakup pengembangan personal, sosial, dan emosi. Selain itu penerapan pengajaran tidak hanya sebatas pada mentransfer pengetahuan akademis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun