Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Kurikulum pada Model Taxonomy Bloom

16 Januari 2020   02:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   02:42 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Repleksi kontemplasi atau pembatinan  adalah cara berpikir yang sangat dihargai. Repleksi kontemplasi atau pembatinan  adalah bagian penting dari praktik profesional, pembelajaran, dan sarana untuk pengembangan metakognitif. Peserta Didik  sering menulis laporan, portofolio pengembangan pribadi, jurnal reflektif, dll.

Dalam tugas reflektif, Peserta Didik  harus berpikir tentang apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa, apa yang mereka pelajari darinya, dan bagaimana pengetahuan dan keterampilan mereka berkembang.

Namun demikian, beberapa orang, termasuk guru, cenderung untuk belajar sendiri. Guru atau Dosen yang merangsang Peserta Didik  untuk berepleksi kontemplasi atau pembatinan  menemui banyak kesulitan. Ini adalah pengalaman penulis pertama beberapa Peserta Didik  tahun pertama yang sangat pintar tidak ingin mencerminkan dengan sengaja.

Mereka berkomentar berepleksi kontemplasi atau pembatinan  setiap hari, atau   mereka tidak ingin berepleksi kontemplasi atau pembatinan. Kategori terakhir sering kali melibatkan Peserta Didik  yang memiliki masalah pribadi dan keluar dari departemen di tahun pertama.

Situasi ini memberi kesan   kadang-kadang jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang dibutuhkan terlalu sulit atau terlalu mengancam; tetapi dalam kasus lain repleksi kontemplasi atau pembatinan  dilakukan dengan mudah.

Mungkin perlu untuk membedakan permintaan untuk pelajar dalam berepleksi kontemplasi atau pembatinan,  dan kesulitan bagi para Guru atau Dosen dalam memfasilitasi pembelajaran reflektif itu.

Karena kita perlu memahami jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  apa yang paling mudah bagi Peserta Didik,  dan topik apa yang paling efektif untuk direnungkan pada kesempatan apa. Ini akan sangat bermanfaat bagi kita, sebagai Guru atau Dosen fasilitatif, pertama-tama untuk dapat berbicara dengan rekan tentang perenungan.

Guru atau Dosen kemudian dapat menyesuaikan fasilitasi repleksi kontemplasi atau pembatinan  dengan keadaan Peserta Didik. Para Guru atau Dosen dapat membantu Peserta Didik  yang pemula memahami apa itu repleksi kontemplasi atau pembatinan. Para Guru atau Dosen dapat memberikan tugas di mana para Peserta Didik  belajar menggunakan alat yang merangsang repleksi kontemplasi atau pembatinan  mereka - bermanfaat.

Para Guru atau Dosen dapat mulai dengan tugas reflektif yang mudah dilaksanakan. Dan para Guru atau Dosen dapat lebih efektif memberikan umpan balik pada kinerja Peserta Didik  (reflektif) atau memberikan contoh dengan mencerminkan dengan keras atau secara tertulis. Mungkin kita bisa menggunakan pemahaman yang berkembang untuk memperbaiki repleksi kontemplasi atau pembatinan  kita sendiri.

dokpri
dokpri
Pada tingkat terendah dalam taksonomi, pemikiran yang disebabkan oleh pertanyaan konkret yang diberikan dapat dibandingkan dengan beberapa ingatan repleksi kontemplasi atau pembatinan.  Pengetahuan didasarkan pada kesadaran pertama tentang apa yang diperlukan untuk mencerminkan. Definisi atau deskripsi repleksi kontemplasi atau pembatinan  dapat berperan.

Pada tingkat dua, pemahaman tentang berbagai deskripsi dan kasus repleksi kontemplasi atau pembatinan  dapat didiskusikan dan dibandingkan, yang mengarah ke atau timbul dari kesadaran akan berbagai jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan,  dan ke konsep yang lebih fleksibel tentang apa itu repleksi kontemplasi atau pembatinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun