Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Kurikulum pada Model Taxonomy Bloom

16 Januari 2020   02:18 Diperbarui: 16 Januari 2020   02:42 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menggunakan taksonomi Bloom dengan cara ini untuk membedakan berbagai tingkat repleksi kontemplasi atau pembatinan  akan membantu profesi Guru atau Dosen untuk mempromosikan repleksi kontemplasi atau pembatinan  dalam beberapa cara.

Pertama karena menyediakan hierarki masalah yang lengkap sehingga jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang hilang dapat diidentifikasi. Kedua, karena tipe level yang lebih rendah adalah repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang lebih mudah.

Ketiga, karena tuntutan tingkat bawah adalah yang lebih umum dan dapat digunakan sebagai langkah untuk membuat orang merasa nyaman dengan repleksi kontemplasi atau pembatinan.  Keempat, mengukur atau mengidentifikasi dalam penelitian kemampuan Peserta Didik  dalam berepleksi kontemplasi atau pembatinan  sesuai dengan tingkat repleksi kontemplasi atau pembatinan.  

Enam jenis atau level repleksi kontemplasi atau pembatinan  akan dibahas di sini, sesuai dengan enam level dalam taksonomi Bloom. Untuk setiap tingkat repleksi kontemplasi atau pembatinan,  pertanyaan untuk memfasilitasi repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan pertanyaan untuk memfasilitasi pembelajaran akan disajikan.

Keenam tingkat repleksi kontemplasi atau pembatinan  akan ditandai dengan menggambarkan perilaku reflektif pada setiap tingkat, dan dengan memberikan contoh dan non-contoh pertanyaan yang memfasilitasi repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan pertanyaan yang memfasilitasi pembelajaran.

Hasil dari kegiatan repleksi kontemplasi atau pembatinan  (untuk pelajar) dan tujuan (untuk guru) akan ditunjukkan, dan cara hasilnya dapat bekerja untuk mencapai tujuan. Dengan cara ini lebih mudah untuk membedakan antara beberapa jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  dalam pengajaran.

Selain itu perbedaan antara masing-masing jenis dan yang berikutnya akan ditentukan dengan menentukan pertanyaan yang jawabannya, ya atau tidak, akan memutuskan apakah contohnya ada pada tingkat saat ini atau selanjutnya yang lebih tinggi.

dokpri
dokpri
Mengenali repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan mengingat apa itu repleksi kontemplasi atau pembatinan.   Ini adalah tingkat pengetahuan. Pertanyaan yang harus dijawab di sini adalah: "Contoh repleksi kontemplasi atau pembatinan  manakah yang Anda ketahui: ", Atau "Apakah repleksi kontemplasi atau pembatinan  terlibat dalam kasus ini atau tidak: "

Tujuan pendidikan pada level ini adalah mampu mengidentifikasi repleksi kontemplasi atau pembatinan.  Ini mungkin melibatkan mengetahui apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika seseorang merenung. Level ini melibatkan penarikan contoh repleksi kontemplasi atau pembatinan  dan karakteristiknya. 

Hasilnya hanyalah sebuah identifikasi kasus repleksi kontemplasi atau pembatinan.  Tujuannya adalah kesadaran kegiatan reflektif sehingga mereka dapat diidentifikasi ketika mereka terjadi.

Contoh pertunjukan reflektif pada level ini adalah sebagai berikut. Mengetahui   repleksi kontemplasi atau pembatinan  terlibat ketika menjawab pertanyaan yang membutuhkan pemikiran, seperti "Apa itu waktu: " tetapi bukan pertanyaan yang jawabannya diketahui oleh semua orang, tanpa berpikir panjang, atau dapat ditengadah, seperti "Jam berapa sekarang: "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun