Aku menutup mulutku dengan tangan. Mama akan membunuh Mamabot.
Aku memeluk lengan Mamabot erat erat.
***
Gelap. Seharusnya aku tidur, tapi tetapi tak bisa. Air mata hangat mengalir dari mataku, mengalir ke tempurung dada Mamabot.
"Tenang, Nak," kata Mamabot sambil menepuk punggungku.
Mamabot akan didaur ulang. Aku telah membunuh Mamabot.
Fajar datang dan lampu di kamarku dan Nur menjadi terang. Warnanya mulai gelap, lalu merah, seperti kulit Mamabot, lalu merah muda, dan kemudian tidak bisa melihatnya karena semuanya memiliki warna tersendiri. Saat itulah waktunya bangun dan sarapan.
Layar jendela terbuka dan logo Coca Cola di atap gedung sebelah menyinari kamar kami. Mamabot menyuruh kita turun. Nur pergi setelah Mamabot menjanjikannya Coca Coklat dan permainan baru untuk lensa kontaknya, tapi aku tetap tinggal.
"Mamabot," kataku, "apakah kamu bahagia?"
"Aku selalu senang untukmu," kata Mamabot.
Aku berpikir.