Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mamabot Tidak Bahagia

28 Juli 2025   07:07 Diperbarui: 28 Juli 2025   01:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menutup mulutku dengan tangan. Mama akan membunuh Mamabot.

Aku memeluk lengan Mamabot erat erat.

***

Gelap. Seharusnya aku tidur, tapi tetapi tak bisa. Air mata hangat mengalir dari mataku, mengalir ke tempurung dada Mamabot.

"Tenang, Nak," kata Mamabot sambil menepuk punggungku.

Mamabot akan didaur ulang. Aku telah membunuh Mamabot.

Fajar datang dan lampu di kamarku dan Nur menjadi terang. Warnanya mulai gelap, lalu merah, seperti kulit Mamabot, lalu merah muda, dan kemudian tidak bisa melihatnya karena semuanya memiliki warna tersendiri. Saat itulah waktunya bangun dan sarapan.

Layar jendela terbuka dan logo Coca Cola di atap gedung sebelah menyinari kamar kami. Mamabot menyuruh kita turun. Nur pergi setelah Mamabot menjanjikannya Coca Coklat dan permainan baru untuk lensa kontaknya, tapi aku tetap tinggal.

"Mamabot," kataku, "apakah kamu bahagia?"

"Aku selalu senang untukmu," kata Mamabot.

Aku berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun