"Jangan khawatir," kataku. "Yah, itu akan membuatmu lebih baik." Dan kemudian aku memeluknya.
Mamabot balas memelukku dengan dan lengannya yang halus, padat, dan dingin.
***
"Papa," kataku, "Mamabot tidak bahagia."
Kami makan kentang goreng keriting dan stik domba. Meja makan penuh dengan remah-remah kuning. Aku menghancurkannya dengan ibu jariku. Papa terus membaca lensa kontaknya. Titik-titik kecil berwarna hijau terus bergulir di matanya.
"Papa!" kataku.
"Biarkan saja, memang seperti itu," kata Papa.
"Mungkin ada error di perangkat lunak," kata Mama. "Aku akan menjadwalkan update untuknya."
"Mama!" Aku hampir berteriak, lalu teringat bahwa Mama benci anak yang berteriak. "Ma," kataku. Semuanya mendengarkan. "Aku ingin bermain dengan mamabot kita apa adanya. Jangan di-update."
Mama mengangkat bahu dan lanjut menggulir lensa kontaknya. Surat-surat itu terus berkedip di matanya dan dia sepertinya tidak ada di sini.
"Kita akan membeli model terbaru," kata Mama.