Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lubang dalam Badai

27 Juli 2025   05:53 Diperbarui: 27 Juli 2025   05:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deni mengayunkan joran pancingnya. garis tipis jaring laba-laba terpantul samar-samar saat angin mengambil umpan. Keranjang itu bagai titik yang menari di cakrawala sebelum menghilang ke dalam lubang hitam di tengah badai.

Aku mengendurkan joranku. Tali pancing belum kulempar, memperhatikan abangku. Hembusan angin menarik topiku. Basah dingin mulai menetes ke leherku.

Deni menarik tali pancingnya. Jorannya bergetar. Aku menyeka kacamataku dan melihat sesuatu berkibar seperti koran tertiup angin. Deni menariknya lebih dekat saat badai mencoba menariknya kembali. Aku bisa melihat selimut yang basah bergaris putih-biru. Lebih dekat, lebih dekat.

"Dapat!" Seringai Deni bersinar secerah matahari.

Meskipun wajahku basah dan jari kakiku dingin, aku kembali menyeringai.

Dia beberapa kali mengajakku , tapi aku tidak pernah ikut lagi. Terlalu sibuk, bergaul dengan teman-teman ketika menyelesaikan sekolah menengah atas dan mulai kuliah.

Tidak pernah terlintas dalam benakku bahwa badai bukanlah satu-satunya kekuatan yang dapat mencuri. Kanker, serangan jantung, atau dalam kasus Deni, truk tronton yang merobek mobil pikap-nya yang berkarat. Sepanjang hidupku, dia melindungiku dari kehilangan, dan sekarang aku mempunyai lubang sebesar Deni dalam hidupku.

Aku dan Ibu bersiap membersihkan apartemen Deni yang penuh dengan boneka binatang dan figurin superhero, buku catatan dengan kertas kaku yang melengkung, kemeja dan selimut yang kusut. Semua benda yang dia ambil dari badai, dan semuanya diberi label dengan kode "Penemuan dalam Badai" dan situs web.

Aku mengetikkan alamat web ke ponselku.

"Menyatukan kembali Anda dengan harta karun Anda," kata situs tersebut. Wajah Deni tersenyum, tertulis sebagai penangkap harta karun badai terbaik.

Aku membayangkan dia mengenakan baju zirah, menyelamatkan harta karun dari badai seperti pahlawan dalam buku cerita menyelamatkan putri dari naga. Sekali melihat Ibu dan aku tahu kami akan menyimpan semuanya kalau-kalau ada yang mengklaimnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun