Detik berlalu.
"Kemarilah," katanya. "Pegang tanganku."
"Mengapa?"
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."
Dia mengangkat bahu dan mencoba senyum lain yang hampir berhasil. Telapak tangannya menempel di telapak tanganku, tapi cengkeramannya mantap.
"Ayo jalan," katanya, tetapi bukan bergerak menjauh. Sebaliknya dia berbalik perlahan, menarikku untuk berjalan melawan arah jarum jam mengelilinginya.
Satu kali.
Dua kali.
"Apa yang kamu lakukan?"
Aku menarik tanganku.
"Entah." Dia menelan ludah. "Apakah aku yang akan mengelilingimu, atau kamu yang akan mengelilingiku?"