Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 40: Tiga Putaran Berlawanan Arah Jarum Jam

16 Januari 2022   09:12 Diperbarui: 16 Januari 2022   09:21 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku melihatmu," teriaknya saat melewatiku. Maka aku bersembunyi di toilet sampai keberangkatan.

Di kereta api dari London ke Dover, aku menggigit bibir dan melihat pemandangan pedesaan dari jendela. Keluar dari kereta akan menyelesaikan ritual tiga putaran berlawanan arah jarum jam. Aku menarik napas dalam-dalam. Lingkaran itu akan menutup. Aku akan memiliki Bumi dan kemudian... Yah, seperti Phileas Fogg saat meyelesaikan perjalanan 80 hari keliling dunia-nya, berendam lama dalam bak mandi air hangat.

Dia sudah menungguku di peron. Hilang sudah ransel kotornya.

Mengenakan kacamata hitam Randolph Engineering dan setelan abu-abu buatan penjahit kelas dunia. Saat aku turun dari kereta, tenggorokanku bagai dicekik. Bumi adadi sana, aku bisa merasakannya. Namun saat kakiku menyentuh beton berdebu, aku tahu itu bukan milikku.

Belum.

"Goodday," katanya. Aksen Australia.

"Apa yang telah kamu lakukan?" aku mendesis. "Kamu siapa?"

Dia tersenyum dan membungkuk. "Pemilik yang sah." Selandia Baru, mungkin.

"Ini milikku!" Aku tahu itu bisa saja. Aku bisa merasakannya. "Aku melingkarinya berlawanan arah jarum jam. Tiga kali."

"Ah," katanya. "Dan aku juga." Dia merogoh saku, membuat penumpang yang terburu-buru berbelok di sekitar kami saat dia membentangkan lembaran peta besar.

Peta Dunia versi Australia (mapworld.com.au)
Peta Dunia versi Australia (mapworld.com.au)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun