Sang Wanita:
Senyum yang kini terpampang di wajahku karena mengingat ulang tahunku yang ke-18.
Hari itu bertepatan dengan konser Avenged Sevenfold. Teman-temanku semua menonton. Rudi berjanji akan memberikan ciuman ulang tahun jika aku datang.
Aku sudah mengatakan kepada papa berminggu-minggu sebelumnya bahwa aku ingin merayakan ulang tahun dengan menonton konser. Aku belum pernah dicium sebelumnya. Dan Rudi adalah cowok idamanku. Itu akan menjadi hadiah ulang tahun terbaik.
Siangnya aku dan keluarga merayakan hari ulang tahun di samping tempat tidur nenek yang lumpuh karena stroke. Dan kemudian pada malam itu, ketika ayah saya bertanya apakah saya menikmati acara siang itu, aku senyum terpaksa dan menjawab, "Ya!"
Itulah yang sekarang aku lakukan. Membuat senyum di wajah hingga hampir lupa untuk menanggapi sapaan yang baru saja dilontarkan lelaki tua itu kepada kedua keluarga.
"Terima kasih...," gumamku.
Aku menatap calon suamiku. Apakah dia yang ingin kamu nikahi, Cecil? Dengan siapa kamu akan menghabiskan hidupmu?
Kemejanya basah kuyup oleh keringat, dan hidungnya berkerut seolah-olah dia tidak tahan dengan bau tubuhnya sendiri.
Dia memelihara janggut. Tuhan tahu aku benci janggut.
Aku harus mengubah penampilannya. Cukur janggutnya, buat dia terlihat rapi jika dia akan menjadi suamiku.