Peringatan setahun mereka semakin dekat. Erika mendapat gagasan bahwa mungkin Boris siap untuk melangkah ke langkah selanjutnya dalam hubungan mereka. Dia cukup yakin Boris adalah pria yang tepat untuknya. Boris lembut, baik hati, tampan, mapan, dan berasal dari keluarga kaya raya. Erika berharap lamaran pernikahan akan segera terjadi. Dia memutuskan untuk membeli pakaian dalam yang menarik untuk menyenangkan calon suaminya dan semoga membuat Boris memutuskan untuk segera masuk ke fase berikutnya.
Keesokan paginya, pada hari Sabtu, dia memberi tahu Boris bahwa mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan terdekat, PVJ. Mengenakan sepatu Jimmy Choo, rambut yang telah di-creambath, diberi vitamin dan diluruskan dengan catok. Kuku-kukunya dirawat dengan gel terbaru.Â
Berdua mereka berangkat ke mal.
'Sayang, aku akan ke Victoria Secret. Duduklah di kafe di seberang sana. Aku akan meminta petugas untuk memanggilmu begitu aku sudah siap."
Boris dengan patuh melakukan apa yang diperintahkan.
Erika dengan cepat menelusuri rak-rak pakaian dalam karya desainer. Renda, sutra, beludru...
Dia menumpukkan pakaian bertekstur erotis dan berjalan  menuju ruang ganti. Begitu berada di dalam, Erika mencoba satu demi satu item dengan penuh semangat, melemparkan yang telah dicobanya secara sembarangan ke lantai sampai menemukan item yang menurutnya akan mempesona dan menyenangkan kekasihnya.
Akhirnya dia memutuskan untuk memakai yang terbuat bahan lycra hitam dan payet yang sesuai dengan kontur dan menonjolkan lekuk tubuh.
Ini akan membuat Boris terpesona dan menginginkanku, lalu memintaku menjadi istrinya, pikirku.
Dengan suara melengking, dia memanggil petugas, "Tolong panggil laki saya, dia sedang duduk di kedai kopi sana. Dia mengenakan jaket kulit hitam."