Mohon tunggu...
Arnoldus Ajung
Arnoldus Ajung Mohon Tunggu... Guru - Inspirasi Hidup

Hidup selalu dihadapkan pada pilihan. Maka hidup harus selalu dimaknai, agar hidup berkualitas. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang bermakna dan bernilai, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Mencoba memaknai hidup yang dianugerahkan, mencari butir-butir mutiara hidup yang tersembunyi di dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandangan dan Praksis Gereja terhadap Perempuan

2 September 2021   19:00 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:50 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://heypasjon.com/perempuan-perempuan-murid-yesus/

Lalu bagaimana arah perutusan Gereja dalam kaitannya dengan panggilan dan perutusan perempuan  dalam konteks sebagai Umat Allah? Secara eksplisit disebutkan dalam Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang 2001-2005 bahwa:

Umat Allah adalah perempuan dan laki-laki, baik awam maupun para religius biarawan-biarawati bersama-sama mengembankan tugas perutusan dalam Gereja dan dunia. Perutusan itu antara lain, mengembangkan persekutuan-persekutuan paguyuban yang berani memperbaharui masyarakat dari masyarakat yang berstruktur piramidal, seragam, sewenang-wenang, kekerasan, pola hubungan atasan-bawahan, feodalisis patriarkis, ketidakadilan menjadi masyarakat yang berpola hubungan kemitraan, demokratis, setara antara laki-laki dan perempuan, adil, bersaudara dan bersahabat" (Penjelasan Ardas KAS, 2001-2005).

Perhatian Gereja Keuskupan Agung Semarang terhadap masalah perempuan dalam Ardas 2001-2005 kembali ditindaklanjuti  dan ditegaskan lagi dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006-2010.

Pola penggembalaan yang mencerdaskan umat beriman, melibatkan perempuan dan laki-laki, memberdayakan paguyuban-paguyuban pengharapan, memajukan kerja sama dengan yang berkehendak  baik, dan melestarikan keutuhan ciptaan (alinea 2).

Pola penggembalaan Gereja hendaknya mengikutsertakan atau melibatkan perempuan dan laki-laki dalam perutusannya. Gereja Keuskupan Agung Semarang berupaya mengembangkan pola hidup bersama yang mengikutsertakan secara sadar seluruh kaum beriman, baik perempuan dan laki-laki, mulai dari pengambilan keputusan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya.  

Demikian pula, dengan Arah Dasar Keuskupan Bandung 2000-2005 yang berjudul "Menuju Gereja yang Lebih Hidup", masalah perempuan mendapatkan tempat penting. Dikatakan bahwa menurut terang iman Kristiani, perempuan adalah mitra laki-laki (Kej 2:22) di hadapan Allah, perempuan dan laki-laki adalah anak-Nya (Ardas Keuskupan Bandung 2000-2005)

Seruan dan ajakan para Bapa Uskup mengindikasikan adanya dua arah tantangan dan peluang yang dihadapi Gereja dewasa ini dalam perutusannya di dunia, yakni membangun paguyuban Kristiani yang otentik atau sejati yang sekaligus membawa perubahan atau transformasi dalam masyarakat majemuk. Di satu pihak, Gereja berhubungan  dengan praktek-praktek hidup yang jauh dari kenyataan hidup Kristiani yang sejati, dimana semua orang hendaknya mengalami Kasih Allah melalui sesamanya dan alam sekitarnya. Namun di lain pihak, Gereja sendiri masih berjuang untuk mewujudkan paguyuban Cinta Kasih yang berpola Yesus Kristus. Tugas perutusan Gereja mempunyai dua arah panggilan bagi seluruh umat Kristiani, baik perempuan maupun laki-laki, yakni panggilan ke dalam dan panggilan ke luar (Magnis Suseno,  2004: 44-46).    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun