Mohon tunggu...
aries lailiyah
aries lailiyah Mohon Tunggu... Freelancer - pengamat budaya

Tertarik sosial budaya, sastra, studi Islam, pendidikan dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Ayy

23 September 2022   03:15 Diperbarui: 23 September 2022   03:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayy...kenalkan ini Bay, keponakanku yang sekarang gak lulus-lulus ambil master di UGM," kata tante bikin malu. Aku memasang muka cuek, tapi ternyata kejaimanku runtuh dengan tatapan matanya yang teduh dan senyumnya yang tulus.

"Halo Bay," katanya memperkanalkan diri.

"Hai Ayy, senang bertemu denganmu," kataku dan dia tersenyum kembali.

"Jaim banget sih lu Bay, Ayy ini cew paling popular ditempatku kuliah, jadi jangan macam-macam," kata tante tak heran. Meski dia tidak secantik artis-artis yang ada di IG, namun pembawaan dan tatapan matanya auto bikin gagal fokus deh.

"Kak Ayy...yuk anterin Jiel berenang," kata Jiel menggandeng Ayy dan Ayy melambaikan tangan ke kami dengan buru-buru, karena Jiel tak sabar ingin berduaan dengannya. Tau aja tu bocah mana yang cantik dan tidak.

"Jiel emang deket banget sama Ayy, karena biasanya saat aku dan mas Iim pergi keluar kota, Ayy nginap disini, nganter dan jemput Jiel sekolah dan nemenin Jiel sampai kami kembali," kata tante yang membuatku malu, sebab aku aja yang keponakannya tidak pernah melakukan seperti yang Ayy lakukan ke Jiel.

"Eh jangan kau goda dia seperti cew-cewemu di kampus, dia keluarga dekat profesor pembimbing disertasiku, sampai aku dengar kau mengganggunya---aku tidak akan memaafkanmu anak bandel," kata tante dengan ancaman yang tidak main-main, secara dia sedang mati-matian menyelesaikan studi doktoral untuk menunjang karirnya. Dari ucapan tante tersebut ada dua rasa sekaligus yang memenuhi pikiranku, sedih- karena mungkin ini agak sulit, tidak seperti cewek pada umumnya, selain kaya, cantik tentunya dia juga cerdas. Namun, sisi baiknya--- keluarga pasti sangat senang dengan apa yang kutawarkan. Ahgg tapi dia tetaplah perempuan, apa yang dibutuhkan perempuan selain perhatian, kesetiaan dan kepedulian??-.

"Mas sudah sampai," kata babang gojek mengagetkanku, dengan sedikit terburu-buru aku turun dari motornya, hingga lupa melepas helmnya jika saja dia tidak berteriak keras kepadaku "Bang helmnya!"---, aku kembali dan mengucapkan maaf serta terimakasih untuk usahanya. Dia mengangguk dan sebelum dia pergi aku sudah berlari kecil masuk ke dalam Siloam yang lokasinya menjadi satu dengan area mall. Kemudian, aku berjalan ke recepcionis dan meminta arahan lokasi yang akan kukunjungi. Dari keterangannya aku harus menaiki satu tangga atau naik lift, kemudian belok ke kiri dari lift atau belok ke kanan jika menggunakan tangga manual, nanti kamar no 2 dari ujung kanan. Lalu aku segera menaiki tangga dan melangkah mengikuti apa yang kuingat dari bagian administrasi.

Sttt... tidak tidak sulit menemukan kamarnya, aku segera memencet tombol dan suara langkah kaki mendekat. Jantungku sepertinya sedang memompa dengan cepat. Saat pintu terbuka, aku kaget karena bukan Ayy tapi seorang laki-laki yang wajahnya tidak asing lagi.

"Hei... kau disini?," tanyanya ramah, aku ingat dia adalah lelaki yang meminjamkan dongkraknya dan membantuku mengganti ban mobilku yang tiba-tiba pecah.

"Eh mas, iya, tapi aku salah kamar, sepertinya temenku memberikan no yang salah," jawabku dan aku hendak pergi, namun dari dalam terdengar teriakan yang tidak begitu keras namun sangat jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun