Mohon tunggu...
aries lailiyah
aries lailiyah Mohon Tunggu... Freelancer - pengamat budaya

Tertarik sosial budaya, sastra, studi Islam, pendidikan dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Ayy

23 September 2022   03:15 Diperbarui: 23 September 2022   03:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku Lubab, lelaki yang sejak setahun lalu ingin mendekati Ayy tapi nyaliku ciut. Bukan karena tak ada modal, tapi aku merasa diriku belum siap sepenuhnya, hingga sebulan terakhir ini niyatku menggebu-gebu. Tapi, ini tak berlaku untuknya, sebab ia biasa saja atasku. Sikapnya yang ala kadarnya membuatku tersiksa dengan angan yang sudah kubuat, seharusnya aku tak perlu mengejarnya begini, masih banyak wanita-wanita diluar sana yang dengan terang-terangan menawarkan dirinya untukku. Sayangnya, Ayy terlanjur memenuhi ruang hatiku.

Sore ini aku ke apartemennya dengan membawa salad kesukannya, aku sengaja membelikan dua salad sekaligus agar bisa ia nikmatin seharian, sayangnya apartemennya kosong, ia sedang keluar entah kemana, aku menelfonnya tapi ia tak menjawab, aku mengirim WA juga belum dibaca. Benar-benar membuatku bertanya-tanya....

"Tante, tahu Ayy dimana?," tanyaku pada saudara yang biasanya bareng sama Ayy saat dikampus.

"Q lagi gak bareng sama dia, kata Ima dia lagi sakit, paling juga di apartemen," jawabnya membuatku sedikit kaget, kok tak ada yang memberikan informasi kalau Ayy sakit, tadi dia menelfon juga biasa saja.

"Aku sedang di apartemennya tapi gak ada orang," kataku dan tante memberikan saran untuk menunggunya di lobi, karena jika ia sakit ia tak akan betah lama-lama diluar.

"Apa dia di rumah keluarganya?," tanyaku mencari kemungkinan-kemungkinan dan suara tante diseberang nampak jengkel dengan pertanyaanku tadi. Sebelum dia benar-benar bad mood aku mengakhiri pembicaraan kami. Kulihat Lorong sangat sepi, aku melangkah ke lift dan menuju lobi.

"Mas sorry aku sedang di RS, temanku sakit," balas Ayy singkat.

"Di RS mana? no kamarnya?," tanyaku balik.

"Siloam, 212A" jawabnya. Tanpa meminta persetujuannya aku menuju Siloam, karena diluar sangat macet aku memesan gojek biar lebih cepar.

Manusia yang jatuh cinta memang suka terburu-buru, padahal menurut ajaran agama terburu-buru adalah perbuatan Syaitan. Tapi, perasaan kian memacu memburu untuk segera bertemu dengan pujaan yang dirindu. Rasa yang datang tanpa pernah diminta, hanya satu yang kukhawatirkan saat ini, ketika rasaku datang di saat yang kurang tepat untuk Ayy. Bagaimana aku menjaga rasa, ketika seseorang yang dituju sama sekali tidak peduli terhadapku? Oh cinta memang deritanya tiada akhir.

Beberapa menit duduk di lobi, gojek pesananku menelfon kalau dia sudah di depan lobi, aku melangkah keluar dan menemukannya berdiri kepanasan, usianya sepertinya baru 21 tahunan, tapi jaket yang ia kenakan sudah lusuh, seakan menunjukkan bahwa jaket itu sudah lama ia kenakan untuk mencari rejeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun