Mohon tunggu...
aries lailiyah
aries lailiyah Mohon Tunggu... Freelancer - pengamat budaya

Tertarik sosial budaya, sastra, studi Islam, pendidikan dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Ayy

23 September 2022   03:15 Diperbarui: 23 September 2022   03:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Baik mas, mas Erla apa kabar?," tanyanya balik dengan senyum yang terus mengembang, dia nampak sumringah tanpa beban, apa dia bekerja menjadi SPG? Kenapa gayanya ngegemesin gitu? Batinku semakin grogi.

"Baik, aku mengikuti Instagram kamu, keren ya sekarang hobi travelling," kataku dan dia kembali tersenyum.

"Ahgg apaan, lagi ingin dekat dengan alam," katanya singkat. Kemudian aku mengajaknya duduk tanpa aku memberikan kesempatan padanya untuk ganti pakaian dulu, ahgg konyolnya aku yang baru menyadarina ketika adzan berkumandang di langit-langit Yogyakarta dengan gagah dan itu sekitar 30 menit yang lalu. Kemudian, kawan-kawannya memberi isyarat bahwa mereka akan melanjutkan aktivitasnya. Sebelum dia benar-benar pergi aku meminta kontaknya, karena aku pasti akan kembali kekota ini-entah untuk bisnis yang sedang kujalankan atau untuk senyumnya.

"Ayy sorry, aku menganggu jadwalmu- sampai aku lupa kau masih belum ganti baju," kataku dan dia menggeleng kecil.

"Gak papa, ada ini," katanya sambil menunjukkan handuk besar yang melingkar ke tubuhnya yang mungil. "Hmm.. mas maaf ya, aku pergi dulu, karena sudah membuat jadwal bareng teman-teman," katanya dan aku merasa sedikit kecewa, karena ngobrol dengannya rasanya mampu menguraikan kerumitan yang sedang kurasakan.

"Ayy... kau ada waktu untukku lain kali?," tanyaku mencoba memastikan bahwa dia akan meluangkan waktunya atau tidak untukku.

"Hmm... kabarin dulu, insyaallah," katanya ragu dan dia mencoba berdiri kemudian mengemasi baju-bajunya di kursi untuk dibawanya ke ruang ganti. Meski aku tidak yakin akan ketemu lagi denganya apa tidak, tapi ketidaksengajaan ini membuatku berfikir bahwa hidup harus dinikmati dan disyukuri, bukan diratapi.

"Mas daftar jadi clientnya aja pasti ketemu," kata temannya menyahut.

"Eh apaan, sorry mas ngaco tu orang," kata Ayy sambil berlalu.

Saat menunggu ia ganti pakaian, aku mencari di google nama "Ayyana Rubbi Bhaskara", beberapa situs menunjukkan situs tentang traveling, religi dan psikologi---sampai pada akhirnya keluar sebuah tulisan dari orang lain mengenai review atas jasa Ayy yang sudah menyelamatkan anaknya dari kenakalan remaja. Beberapa tulisannya juga banyak menunjukkan tentang habitus modern, genk pelajar dan seputar kehidupan remaja. Hmm.. sepertinya dia adalah psikolog... batinku mencoba mencari ide.

15 menit berlalu dia datang menghampiriku dengan pakaian santai ples model jilbab ala-ala Turki yang menurutku mirip bule Timur tengah, "mas pamit dulu, enjoy your day," katanya sambil melambaikan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun