Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Confession Of White Collar Fashion (Belenggu yang Terlepas)

29 Maret 2024   11:55 Diperbarui: 17 April 2024   19:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Iklan Lipstik Giorgio Armani (Foto: Instyle Turkiye)

"Coba gw telepon ya...". Diana berusaha menelepon David. Suara dering telepon terdengar tersambung. Tidak lama telepon di angkat.

"Halo, hi Diana...sorry gw baru pegang hape nih, kemaren call lu gw reject. Gw lagi di jalan. Abis di urut. Kaki gw kram pulang dari Kalimantan", jawab David panjang lebar. Seakan - akan mengalihkan prasangka dan praduga Diana akan diri nya mencoba menghindar dari nya. 

"Duh - David, jangan sensi gitu dong. Gw minta maaf kalau banyak dosa perasaan sama lo nih (sambil tertawa). Gw mau clear aja ya. Kenapa lo reject Agnes untuk jadi talent parfum kamu?", tanya Diana langsung tanpa banyak basa basi lagi.

"Ooalaaah... mau nanyain soal Agnes lagi? (Tertawa).. gini, Agnes ga cocok sama image parfum gw. Gitu aja, kok. Tapi gw udah dapet sih model nya, tenang aja, beb..", ucap David berusaha memadamkan kecurigaan Diana. 

"Hah, udah dapet? Dari agency mana?", tanya Diana lagi. 

Aku jadi semakin takut. Bagaimana jika Diana tau kalau itu aku?. Ini menimbulkan kekhawatiran-ku , mengingat besok briefing. Ah, liat besok aja. 


"Kejutan laaaah,tsaaay....., santai aja.. gw gak kayak yang lo pikirkan kok, masa iya gw marah sama lo, Diana...", kata - kata David berusaha mencairkan suasana.

Tidak lama Diana menutup ponselnya. Dan klien datang. Yang ternyata itu adalah - mas Arman dengan staff nya. 

"Pagi mba, saya datang bersama staff saya ya, memastikan agar meeting ini tidak ada kegiatan gratifikasi dan semacamnya", sapa mas Arman ramah sembari bersalaman dengan Diana dan aku. 

"Ohya baik mas Arman, tenang saya gak main gratifikasi tapi cukup main perasaan aja...", goda Diana. Mas Arman tertawa. Tapi staff nya tidak memiliki rasa humor. Sehingga 2 orang staff nya tidak bergeming. 

Meeting berlanjut, meeting ini membahas soal pemotretan lanjutan mas Arman untuk tampil di rubrik ; Sosok Inspiratif. Dan proyek pribadi mas Arman untuk kebutuhan kampanye-nya. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun