Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Confession Of White Collar Fashion (Belenggu yang Terlepas)

29 Maret 2024   11:55 Diperbarui: 17 April 2024   19:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Iklan Lipstik Giorgio Armani (Foto: Instyle Turkiye)

Kemudian aku segera keluar dari ruangan. Jantungku berdegup kencang. Mataku seperti kabur dan merasakan ada air mata menggenang di pelupuk. Cepat -cepat aku meraih kacamata hitam dan bergegas pamit kepada Dimas dan teman - teman nya. 

Apa ini? Mau apa akuuu?. Menggoda nya??? Ya tuhan! Apa semua kata - kata Diana itu benar?!!! Aku memang tergila -gila pada nya, tapi apa yang aku lakukan?? Ini skandal! 

Aku takut , bingung, tapi merasa bebas, liar dan terbelenggu. Sesampai nya di rumah, aku membersihkan riasan di wajahku. Mencuci kedua tanganku. Merasa jijik dengan bibir bergincu merah ini. 

Aku melihat wajah ku di cermin, 

"You are bitch, Amanda....", kata ku sambil menatap wajah ku sendiri di cermin. Kemudian, aku merasa kepalaku sakit. Air mata ini juga lagi - lagi menetes. Aku menyeka air mataku dan menghempaskan tubuh ini ke atas tempat tidur. Kemudian tertidur. 

Perasaan ini membuatku takut. Sebenar nya apa yang terjadi?. Parfum itu memantik skandal dan pergulatan batin antara kata kecil - ku dengan hasrat dan rasa ingin memiliki yang tidak bisa aku tahan lagi. Ku melempar lipstik merah Dior Rouge ke sudut ruangan dan parfum D-Honest. Bahkan aku memaki-maki kedua benda itu. Bergumul bersama mereka , membuat ku menjadi orang lain. 


Entah berapa lama aku tertidur. Aku merasa ada seseorang yang menguncang -guncang tubuhku.

"Teh, bangun....."

Terdengar suara sayup - sayup memanggil namaku.

"Teteh - gak kerja? Ini kenapa lipstik dan parfum tercecer di bawah lantai..."

Tanya suara itu. Kemudian aku mencoba membuka mata ku dan mencari sumber suara itu. Ketika aku membuka kedua mataku, aku terdiam sejenak.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun