Dikala mentari telah tampakkan sinarnya
Langit biru yang mampu ciptakan kesan elok bagi angkasa
Belum lagi kicauan burung yang saling bersaut, mampu menenangkan setiap jiwa yang mendengarnya
Tapi, berbeda dengan aku
Apa yang hilang?
Dan apa yang kutunggu?
Bayang diri yang hanya mampu ratapi dunia yang terus berputar
Aku memaksa diam dalam kebisingan
Hati pun memberontak seakan tak kuasa
Benar-benar terjebak dalam pencarian
Canda tawa terbelai sangat buruk
Tak disangka...raut wajahku mencair dalam isak tangis
Menangis sendu namun terperingis
Sandiwara ini sungguh manis
Ragaku beku terpaku tak bisa berperilaku
Akankah ini semua dapat berlalu?
Layaknya sungai yang tak kenal henti
Dan aku, aku adalah jiwa sepi yang tak lelah diri
Biarkan semesta yang terbentang menjadi saksi
Pijakan tanah pun menjadi bukti,
Bahwa aku mampu berdegup pelan, melangkah penuh pasti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI