Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Akhir Sebuah Puisi

11 Maret 2024   17:00 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:01 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Akhir Sebuah Puisi/ Dokpri @ams99 by. TextArt

Akhir Sebuah Puisi

Tuhan,

Seseorang pernah datang kepadaku,
Berkata perihal kekagumannya.

Ia berkata ;
Betapa indah puisi-puisimu,
Bagaimana Kau menciptanya,
Bisakah Aku belajar darimu ?.

Lalu Aku mengajarinya ;
Merapal,
Membaca,
Menulis,
Dan Mengejawantahkan kata menjadi kalimat
Dalam bait-bait puisi yang bercerita.

Tidak perlu banyak waktu,
Sampai Ia menjadi mampu.

Tapi sayang,
Setelah itu Ia terus menerus menulis puisi
Dan mengisahkan ceritanya sendiri dalam bait-bait syahdu,
Tanpa pernah datang lagi.

Tuhan,

Baca juga: Puisi: Asmara

Akhirnya kita menjadi asing,

Ia menulis puisi tentang cerita indahnya bersama yang lain,
Dan Aku menulis tentangnya pada sajak-sajak lirih.

Jakarta, 24 Februari 2024
Ali Musri Syam Puang Antong

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun