Selamat datang di karya puisi-puisi Bagus Effendik. Nikmati perjalanan waktu dan terdamparlah dalam sajak-sajak tak bertuan milikku.
Bisakah kata-kata merangkai rindu? Aku hanya mahir menjadikanmu puisi, tapi bisakah hatimu mendengar bisikannya? #Puisi #Rindu #BisikanHati
seperti bintang yang jatuh di sanamembawa kabar sang Semestasampailah kepada kaum jelatadengan sangatlah sempurna
Pengarang berpesan kepada para lelaki agar senantiasa menghormati istri-istrinya seperti mereka menghormati Dewi Sri sebagai sumber kehidupannya.
Arfan NamanyaSekolah di taman kanak-kanakUsianya lima tahunWajahnya periang, kalau ngomong lancar dan jelas
Judul: Mekar di Tengah DukaBait 1:Sebelum mentari menyapa pagi yang kelam,Kaku terbelenggu dingin, jiwa merintih dalam pilu mendalam.Hanya doa dan naf
Judul: Dipenjara di Rumah Dingin, Bara Cinta Menanti
Jangan biarkan pikiran negatif menguasaimu, Sebab ia bagai racun yang menjerumuskanmu ke jurang pilu.
Malam sunyi, menyelimuti jiwa yang pilu, Tenggelam dalam bayanganku sendiri, diiringi rasa kelabu. Pertanyaan demi pertanyaan menghantui pikiran,
Judul: Di Balik Topeng SenyumBait 1:Siang hari yang terik, panasnya membakar jiwa,Tangis dan peluh membasahi pipi, luka di hati kian terasa.Topeng sen
Jika tawa tak menggema di tujuanmu,Mungkin ia terlalu kecil, belum menantang batasmu.
Bisikan dari rak buku usang, Menyuarakan jeritan pilu dan kisah yang terpendam.
Puisi: Diam dan MenjauhBait 1:Diam dan menjauh, pilihan terakhir dan terbaik,Ketika hati pilu, tak ingin tersakiti lebih dalam
Luka di hati, bekas torehan masa lalu, Walau memudar, takkan pernah benar-benar sirna dari ingatanmu.
Tidak ada kisah indah dalam cerita cinta, yang dilandasi dengan permainan.
Puisi: Luka dan Cinta SejatiBait 1:Berpegang teguh pada luka hati, hanya membawa diri ke jurang nestapa,Takkan temukan jati diri, hanya rasa pilu yang
Puisi: Jejak Luka dan KeindahanBait 1:Lelaki itu menyimpan luka di balik rapi huruf,Menjadikan puisi sebagai tempat berlindung.
Seiring waktu yang terus berputar, Makin dewasa, makin bijak dalam melangkah.
Di tengah cobaan dan ujian hidup yang mendera, Pertanyaan terbersit, mengapa Allah menguji hamba-Nya?
Menuntunmu menuju kebahagiaan dan masa depan yang gemilang.