Tata Letak Kota dan Konsep Kosmologi
Orientasi
Tata letak kota Majapahit, khususnya di Trowulan, seringkali berorientasi pada arah mata angin dan gunung, yang dalam kosmologi Hindu-Buddha melambangkan Gunung Semeru sebagai pusat alam semesta.
Pembagian Ruang
Kota Majapahit terbagi menjadi beberapa zona, mulai dari pusat pemerintahan (keraton), pemukiman, hingga daerah perdagangan. Setiap zona memiliki fungsi dan makna tersendiri dalam kosmologi kerajaan.
Simbolisme
Bangunan-bangunan seperti candi, gapura dan kolam memiliki simbolisme khusus yang merepresentasikan konsep-konsep kosmologi seperti kesucian, keseimbangan dan hubungan antara dunia manusia dengan dunia dewa.
Kakawin Negarakertagama (ditulis oleh Mpu Prapaca tahun 1365 Masehi) semasa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit menjelaskan, bahwa Istana Kerajaan Majapahit (Kedaton) berada di sebelah Selatan Mangutur, Lbuh Agung di sebelah Barat Pomahan berada di sebelah Tenggara, Sthana Buddha, Siwa dan Wipra di sebelah Timur dan lain-lain.
Deskripsi ibukota Majapahit sangat rinci dan bernilai sejarah tinggi. Kitab ini menjelaskan letak-letak kawasan penting di sekitar Kedaton (istana raja) dalam struktur kosmologis dan administratif, berikut lanjutan keterangan penting lainnya.
Berikut adalah kutipan isi Kakawin Ngaraktgama Pupuh 8 sampai dengan Pupuh 13 dalam Bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan terjemahan bebasnya dalam Bahasa Indonesia.
Pupuh 8 -- Kakawin Ngaraktgama (tentang Kota Majapahit: tata ruang dan bangunan suci)